Jakarta, Aktual.com — Saat ini terkuak sudah, rahasia motif jahat dibalik pemaksaan proyek pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung sepanjang 142 km yang menelan biaya sekitar 5,5 miliar dolar AS melalui dana hutang.
Koalisi Anti Utang, Dani Setiawan membeberkan bahwa para kreditor tertarik berinvestasi terhadap sektor Infrastruktur di Tanah Air, karena terkoneksi pada titik tertentu untuk mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia.
“Kenapa pihak kreditor tertarik membagun infrastruktur di Indonesia, karena selain komersialisasi, mereka bertujuan agar terkonseksi kepada titik tertentu misalkan kepentingan tambang, pembukaan properti dan lainnya,” demikian kata Dani, kepada wartawan, dalam diskusi yang diselengarakan oleh Partai Rakyat Demokratik (PRD), di Jakarta, Kamis (11/02).
Selanjutnya, dalam hal kereta api cepat, dia melihat motif jahat yang sangat ‘terang benderang’. Yakni, ingin mengeksploitasi beberapa lahan yang dilintasi kereta cepat tersebut. Di antaranya, Walini, Gedebake, Cikarang dan beberapa kawasan lainnya.
Dia kembali memaparkan, lahan di Walini seluas hampir 3000 hektar yang sudah habis HGU mau digarap kembali dengan terkoneksi kereta cepat tersebut.
“Walini, Gedebake dan Cikarang siapa yang menguasai? siapa yang akan membagun properti di sana akan menjawab motifnya,”tegas Dani.
Dengan demikian, dia menyimpulkan bahwa proyek kereta cepat Jokowi tidak ‘visible’ karena mengkhianati pasal 33 UUD 1945 serta mengingkari Nawacita Jokowi.
“Jadi jelas sekali yang ingin disasar adalah mendorong percepatan bisnis besar dan mengabaikan kepentingan rakyat,” pungkas ia menutup pembicaraan.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta