Surabaya, Aktual.com – Ancaman teror yang akan meledakkan gedung balai kota Surabaya dan dan Rumah Dinas dalam waktu tiga hari, hingga Sabtu kemarin, tidak terbukti.
“Itu kan ancamannya Rabu, kalau tiga hari berarti kan Sabtu kemarin. Nggak terjadi apa-apa, itu mungkin hanya iseng.”kata Walikota Surabaya, Tri Risma Harini, (23/10).
Kendati demikian, Risma mengaku sudah meminta densus 88 untuk mengungkap siapa pelaku teror tersebut. Meski tidak sampai menganggu kerja pemerintahan, namun Risma menganggapnya sebagai hal yang aneh.
“Ancamannya kan saya disuruh buka Dolly lagi. Kan aneh, lha wong saya juga nggak pernah buka Dolly.” lanjut Risma.
Dikatakannya, penutupan Dolly yang dia lakukan justru untuk membantu mensejahterakan masyarakat di kawasan dolly dalam hal perekonomian. Tetapi, tujuan utama penutupan tersebut adalah nasib anak-anak yang ada di kawasan dolly yang jauh dari lingkungan pendidikan.
Oleh sebab itu, meskinpum sudah diteror, Risma mengaku tidak takut dengan ancaman peledakan tersebut.
“Saya nggak takut diancam. Lha wong saya ini sudah sering diancam.” tutupnya.
Sementara kabaghumas Pemkot Surabaya, M Fikser, mengatakan pasca ancaman tersebut, memang tidak sampai mengganggu aktifitas di pemkot. Meski tidak ada kekhawatiran yang berlebihan, tetapi CCTV yang sebelumnya terpasang dan rusak, kini kembali diaktifkan.
Seperti diketahui Rabu (19/10) sore, gedung Pemkot Surabaya dan rumah dinas walikota Surabaya diancam oleh seorang pelaku melalui telepon yang mengatakan jika lokalisasi Dolly tidak dibuka kembali, maka dalam waktu 3 hari ke depan, dua gedung tersebut akan diledakkan
Laporan: Ahmad H Budiawan
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby