Bandung, Aktual.com – Sekitar 400 petani cabai di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat mengalami kerugian akibat serangan penyakit kuning pada tanaman cabainya.
Penyakit kuning akibat virus gemini tersebut menyebabkan harga cabai rawit melangit hingga Rp 120ribu/kg di daerah Bandung raya dalam beberapa hari terakhir ini.
“Hampir semua petani rugi akibat virus. Sebelumnya tidak pernah kejadian seperti ini. Saya juga tidak tahu persis penyebabnya apa, apakah faktor cuaca atau tanah,” ujar Cece, anggota Gapoktan Wargi Panggupay di sela kegiatan pencanangan gerakan ngipuk cabai oleh Gubernur Jawa Barat, Selasa (10/1).
Dijelaskan, di desanya terdapat 20 kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Wargi Panggupay, di mana jumlah anggota di setiap kelompok rata-rata 20 petani. Dia memastikan semua petani mengalami kerugian.
“Kalau ruginya berapa tiap petani, tergantung masing-masing menanamnya berapa pohon. Ada yang menanam 200 pohon sampai ribuan pohon.”
Menurutnya, serangan penyakit itulah yang menyebabkan harga cabai, baik cabai tanjung maupun rawit melambung tinggi di pasaran. Bahkan dari petani, harga cabai rawit kini mencapai Rp 85ribu perkilogram.
“Cabe tanjung sekarang Rp 20ribu dari petani, kalau cengek (cabai rawit) mencapai 85ribu perkilo dari petani.”
Kerugian juga dialami anggota Gapoktan lainnya, Iyan, yang menanam sampai 4.000 pohon. Akibat penyakit kuning yang menyerang daun, batang dan buah itu, tanaman cabainya kini hanya tersisa sekitar 500 tangkai.
“Saya benar-benar gagal panen, paling nyisa 500 pohon, itupun cabenya pendek-pendek, daunnya kuning,” papar Iyan.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan alias Aher menegaskan, pasokan cabai rawit di Jawa Barat masih terbilang aman meski di beberapa tempat pertanian cabai mengalami kerugian akibat serangan penyakit kuning. Bahkan Jawa Barat menjadi salah satu daerah pemasok cabai untuk daerah lain.
“Pasokan aman-aman saja. Ada ekspor, ada yang dikirim ke provinsi lain,” kata Aher usai pencanangan tersebut.
Kini, pihaknya tengah mengupayakan gerakan menanam cabai kepada masyarakat dengan memanfaatkan lahan rumah. Gerakan itu dinilainya bisa mengurangi beban masyarakat akan kebutuhan cabai.
“Ya, kami juga akan memberikan bibit cabai kepada masyarakat. Diharapkan ini menjadi solusi jangka panjang agar tidak terjadi lonjakan tinggi atas harga cabai.”
Laporan: Muhammad Jatnika
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu