Jakarta, Aktual.com — Aksi unjuk rasa yang akan digelar ribuan buruh pada hari ini nampaknya memberi dampak pada laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada perdagangan pagi ini, Selasa (1/9), Indeks dibuka terpangkas 25 poin.
IHSG turun 25,403 poin (0,56%) ke level 4.484,204 pada perdagangan preopening. Sedangkan Indeks LQ45 melemah 6,505 poin (0,84%) ke level 764,307
Memulai perdagangan, IHSG terkoreksi 33,572 poin (0,74%) ke level 4.476,035. Indeks LQ45 mundur 9,420 poin (1,22%) ke level 761,392. Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG turun 52,990 poin (1,18%) ke level 4.456,617. Sementara Indeks LQ45 terkoreksi 12,866 poin (1,67%) ke level 757,946.
First Asia Capital dalam risetnya mengemukakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini akan bergerak dengan support di 4450 dan resisten di 4520.
“Pasar akan bergerak mixed, di tengah minimnya insentif dari pasar global dan kawasan,” kata Analis First Asia Capital David Sutyanto di Jakarta, Selasa (1/9).
Menurutnya, data manufaktur China yang keluar hari ini diperkirakan akan kembali terkontraksi dan bisa memicu sentimen negatif di pasar. Semwntara dari domestik, pasar menanti data inflasi Agustus yang diperkirakan lebih rendah dari Juli.
“Pergerakan IHSG diperkirakan masih berpeluang menguat apabila berhasil menembus resisten di 4520. Saham-saham berbasis komoditas akan mendapat momentum penguatan dari kenaikan harga minyak mentah,” ungkap David.
Sementara Wall Street tadi malam dilanda tekanan jual menyusul berlanjutnya kekhawatiran terhadap perekonomian China dan kemungkinan The Fed menaikkan tingkat bunganya September mendatang.
Indeks DJIA dan S&P masing-masing koreksi 0,69% dan 0,94% tutup di 16528,03 dan 1972,18. Sedangkan harga minyak mentah dunia tadi malam kembali menanjak hingga 6,5% di USD48,16/barrel menyusul data produksi minyak AS turun pekan lalu dan spekulasi OPEC akan menurunkan produksi minyaknya.
Artikel ini ditulis oleh: