Instagram@glorylamria. Aktual

Jakarta, aktual.com – Nama mahasiswi Indonesia di Amerika Serikat, Glory Lamria, mendadak menjadi perbincangan di media sosial setelah wawancaranya di sela kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke New York viral. Namun, wawancara itu justru dijadikan bahan tuduhan oleh sejumlah akun media alternatif, atau yang kerap disebut warganet sebagai homeless media, hingga memicu serangan pribadi kepada Glory sampai ancaman pembunuhan.

Akun Big Alpha dan Barengwarga menuding bahwa wawancara tersebut sudah diatur oleh pemerintah dan bahwa Glory menikmati fasilitas mewah yang dibayar negara.

Tuduhan dari Barengwarga

Dalam salah satu unggahan yang kini ramai dibahas, akun @barengwarga di X menulis:

“Jadi, menurut beberapa kawan diaspora dan jurnalis diaspora yang kami hubungi, wawancara dengan diaspora di New York itu sudah di-set dengan diaspora di New York itu sudah di-set sama wartawan istana, tidak bisa pilih narasumber lain.

Orang yang diwawancara pertama Glory Lamria update berenang di hotel AMAN NY, hotel tempat rombongan Prabowo menginap (sekitar 60 orang). Harga kamarnya mulai dari $6.000 sampai $25.000 per malam.

Nama lainnya kayak Brein yang diwawancara ternyata anak Mata Garuda, yang diaspora paham lah ya 👀.

Beredar kabar juga selain Glory, mahasiswa dan diaspora yang ada di video penyambutan presiden juga dapat kamar gratis di hotel itu.”

Postingan ini kemudian meluas di media sosial, disertai tuduhan bahwa wawancara diaspora tidak murni, melainkan “di-set” oleh pemerintah.

Klarifikasi Glory: Tidak Ada Briefing, Tidak Ada Fasilitas

Glory menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak benar.
“‘Saya sebagai mahasiswa dibriefing pemerintah untuk bicara di depan media’ – Salah. Wawancara itu terjadi spontan. Seorang jurnalis mendekati saya ketika saya berdiri bersama banyak orang di depan hotel. Tidak ada briefing. Pernyataan saya sepenuhnya pendapat pribadi, tidak mewakili pemerintah maupun pihak mana pun,” kata Glory seperti diposting akun Big Alpha di Instagram @bigalpha Rabu (24/9).

Ia juga membantah menerima fasilitas menginap dari pemerintah.
“‘Saya menginap di hotel tersebut dibiayai pemerintah’ – Salah. Foto yang beredar berasal dari akun Instagram pribadi saya dan tidak ada hubungannya dengan agenda pemerintah. Sampai saat ini, saya tidak pernah menerima satu rupiah pun uang maupun fasilitas menginap sebagaimana diberitakan,” tegasnya.

Akibat tuduhan tersebut, Glory menjadi sasaran serangan siber.
“Akibat pemberitaan Big Alpha yang sepihak tersebut, saya mengalami doxing, hate speech, bahkan ancaman kematian. Semua itu berawal dari klaim yang tidak benar,” ungkapnya.

Glory berharap publik tidak mudah terprovokasi.
“Teman-teman boleh setuju atau tidak setuju dengan wawancara di media. Negara ini negara demokrasi. Namun, mari kita bersama-sama bijak: jangan biarkan isu ini dipelintir demi kepentingan tertentu yang justru merusak dan memecah belah persatuan bangsa,” tutupnya.