Jakarta, Aktual.co — Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (RTKM) Faisal Basri disibukan dengan urusan data rahasia dari berbagai sumber dan rapat kerja. Bahkan Faisal sempat mengutarakan bahwa Pertamina hulu tidak memiliki performa yang baik, memiliki gaji paling tinggi dan target tidak terpenuhi.

“Pernyataan Faisal Basri tersebut semakin menunjukkan ketidakpahaman tentang bisnis Pertamina. Dia terus saja menguliti Pertamina. Bak pahlawan yang ingin menghancurkan Pertamina. Tentu kami tidak terima,” ujar Ketua Umum Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina (eSPeKaPe) Binsar Effendi Hutabarat dalam rilis yang diterima, Selasa (16/12).
 
Menurut Binsar Effendi yang juga Wakil Ketua Umum FKB KAPPI Angkatan 1966, Faisal Basri mengatakan pihaknya menemukan indikasi keberadaan mafia migas berdasarkan data dari seorang sumber tidak resmi, yang memberitahukan ada calo yang memberikan komisi transaksi migas senilai USD80 ribu atau setara Rp976 juta untuk satu kali transaksi pengapalan impor minyak.
 
“Sayangnya, Bung Faisal, sang ekonom neolib tidak memiliki informasi dari mana uang komisi tersebut berasal dan mengalir ke siapa. Kenapa tidak serahkan saja ke KPK, Kenapa belum jelas sudah nyanyi. Jangan-jangan Faisal juga bagian dari mafia migas,” ujarnya.
 
Untuk diketahui, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said membentuk Komite Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (KRTKM), menunjuk ekonom Faisal Basri sebagai pemimpin tim dengan mengemban empat tugas pokok.

Pertama, meninjau ulang, mengkaji seluruh proses perizinan dari hulu hingga hilir. Kedua, menata ulang kelembagaan, termasuk di dalammya memotong mata rantai birokrasi yang tidak efisien.

Ketiga, mempercepat revisi UU Migas dan memastikan seluruh substansinya sesuai dengan konstitusi dan memiliki keberpihakan yang kuat terhadap kepentingan rakyat.

Keempat, mendorong lahirnya iklim industri migas di Indonesia yang bebas dari kartel dan para pemburu rente di setiap rantai nilai aktivitasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka