Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki (dua kiri) saat melihat produk oleh-oleh di outlet pertama Serba Aji'k di Dewi Sri, Badung, Bali
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki (dua kiri) saat melihat produk oleh-oleh di outlet pertama Serba Aji'k di Dewi Sri, Badung, Bali

Jakarta, Aktual.com – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mendorong pengembangan industri oleh-oleh untuk memperluas jalur pemasaran para pelaku UMKM, salah satunya di Bali.

“Bali menjadi salah satu unggulan pariwisata Indonesia. Dan oleh-oleh merupakan bagian dari destinasi wisata yang sangat penting,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Jumat (27/1).

Menteri Teten berpendapat salah satu pendukung meningkatnya jumlah wisatawan di Bali adalah inisiasi Pemerintah untuk menyelenggarakan berbagai event Internasional di Bali. Hal ini membuka kesempatan UMKM dalam mempromosikan berbagai produk unggulan.

“Kita beruntung punya jaringan toko oleh-oleh seperti Krisna di Bali. Di sana banyak brand-brand lokal yang tumbuh, karena Krisna bekerja sama dengan vendor UMKM untuk menjadi agregator,” ucapnya.

Hadirnya Krisna sebagai agregator, lanjutnya, ikut mendorong pertumbuhan UMKM dan Krisna Holding Company sebagai perusahaan untuk tumbuh secara bersama-sama.

“Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) juga telah memiliki kerja sama dengan Ajik untuk memperkuat fondasi bisnis Krisna dengan supplier UMKM. Bagaimana Krisna menjadi piloting program KUR klaster,” ujar Teten.

Menteri Teten yang secara langsung meresmikan pembukaan outlet pertama Serba Aji’k di Dewi Sri, Badung, Bali, itu berharap kehadiran outlet pertama tersebut dapat mendorong perluasan akses pasar produk UMKM Indonesia agar lebih dikenal oleh wisatawan mancanegara.

Ia juga berpesan agar Serba Aji’k selalu melakukan inovasi produk, kemasan dan standardisasi mutu yang dapat mengikuti standar Internasional karena keberadaannya sebagai etalase oleh-oleh khas Bali dapat menjadi pintu untuk masuk ke pasar global.

Selain itu, KemenKopUKM juga bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk membantu produk Indonesia masuk pasar global dengan meresmikan Indonesia Trading House (ITH) di Swiss.

“Kita melihat permintaan dunia seperti apa. Seperti kemarin di Swiss yang menjadi hub pasar Eropa dan dunia, banyak permintaan kopi, gula semut, natural ingredientwellness product, juga furniture. Saya berpikir, jika kacang Ajik Krisna dijual di luar negeri pasti laku di sana,” tutur dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arie Saputra