Jakarta, Aktual.com – Direktur PT Jaya Bersama Indo Tbk (The Duck King), Ibin Bachtiar menyebut, perseroan akan melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) dengan melepas sebanyak-banyaknya 403,8 juta saham atau setara dengan 34,4 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Saham yang dilepas itu, kata Ibin, dengan harga penawaran umum tersebut sekitar Rp1.550-Rp1.950 per lembar saham.
“Nantinya, sebagian besar dana hasil IPO tersebut atau sebanyak 80 persen akan digunakan untuk ekspansi bisnis. Dan sisanya untuk mpdal kerja,” ungkap Ibin di Jakarta, Rabu (16/5).
Pada pelaksanaan IPO tersebut, kata dia, perseroan menunjuk dua penjamin pelaksana emisi efek, yakni PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia dan PT Danareksa Sekuritas. Rencananya, penawaran awal dilaksanakan pada 16-23 Mei 2018.
Dia berharap, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan peryataan efektif pada 31 Mei 2018. Sehingga, masa penawaran umum akan dilaksanakan pada 4-5 Juni 2018.
“Dengan begitu, diharapkan pencatatan perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) bisa dilakukan pada 8 Juni 2018 nanti,” imbuhnya.
Ibin Bachtiar mengungkapkan, perseroan akan membawa brand The Duck King ke luar negeri.
“Dalam jangka panjang, setiap tahun kami membuka satu outlet di luar negeri. Jadi, Indonesia bisa membawa brand-nya ke luar negeri. Makanya dengan dana ini, kami berencana membuka gerai baru dan merenovasi gerai yang ada,” papar dia.
Dia menambahkan, rencana membuka outlet di mancanegara akan terfokus pada kawasan Indo China. “Dalam kurun 12 bulan ke depan, kami akan membuka satu outlet. Fokus pembukaan satu outlet ini di Vietnam. Kami sudah jauh-jauh hari merencanakannya,” ujar Ibin.
Selain itu, lanjut dia, perseroan juga merencanakan untuk membuka lima outlet di dalam negeri. “Akhir tahun ini ada lima outlet tambahan. Ada satu kota baru yang akan kami buka outlet baru, yakni Makassar. Kemungkinan akan dibuka pada September atau Oktober tahun ini,” papar Ibin.
Seperti diketahui, pengelola jaringan restoran makanan khas China ini memiliki tiga merek utama, yaitu The Duck King, Fook Yew, dan Panda Bowl serta tujuh sub-merek dari The Duck King untuk menangkap permintaan di segmen konsumen kelas menengah di Indonesia.
The Duck King membuka restoran pertama di Senayan Trade Centre, Jakarta pada 2003. Perseroan fokus pada masakan tradisional China tanpa daging dan lemak babi dengan hidangan utama adalah bebek peking panggang.
Busthomi
Artikel ini ditulis oleh: