Jakarta, Aktual.com — Jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran naik dari minggu lalu. Pada Kamis (10/12) kemarin, data lain menunjukkan minyak mentah mengalami penurunan dan dolar menjaga tekanan inflasi dari impor.
Namun data itu tidak mengubah pandangan Federal Reserve akan menaikkan suku bunga Rabu depan, untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade.
“Saat kita mendekati akhir tahun, pengangguran memiliki kecenderungan untuk menjadi lebih tidak stabil karena masalah penyesuaian musiman sekitar liburan,” kata kepala ekonom di Ekonomi RDQ di New York, John Ryding.
Klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara meningkat 13.000 untuk yang disesuaikan secara musiman 282.000, level tertinggi sejak awal Juli, kata Departemen Tenaga Kerja.
Klaim pengangguran kini berada di bawah 300.000, artinya kondisi pasar tenaga kerja masih sehat. Pasar tenaga kerja masih tangguh, meskipun konsumen dan aktivitas pasar perumahan berjalan melambat .
Namun Departemen Tenaga Kerja juga mengatakan bahwa harga impor turun 0,4 persen pada bulan lalu setelah penurunan 0,3 persen pada Oktober.
Kekuatan dollar dan penurunan tajam harga minyak telah membuat inflasi bergerak jauh di bawah target Federal Reserve 2 persen.
Tapi ada harapan bahwa ketatnya pasar tenaga kerja akan memacu pertumbuhan upah lebih cepat dan secara bertahap mendorong inflasi ke arah sasaran. Pemerintah melaporkan pekan lalu bahwa perekonomian menambahkan 211ribu pekerjaan sehingga menjaga tingkat pengangguran pada level rendah 5,0 persen.
Bulan lalu, harga minyak impor turun 2,5 persen setelah naik 0,4 persen pada Oktober. Kelemahan lebih lanjut kemungkinan menyusul kemerosotan harga minyak ke posisi terendah dalam tujuh tahun terakhir.
“Kami berharap harga impor menurun lebih lanjut dalam jangka menengah sebagai efek dari penguatan dolar,” kata seorang ekonom di Barclays New York, Rob Martin.
Martin melanjutkan, kelemahan ekonomi yang sedang berlangsung di banyak pasar negara berkembang, dikombinasikan dengan penurunan lebih lanjut harga komoditas kemungkinan akan menjaga harga impor dari pasar negara berkembang menurun selama beberapa waktu.
Dolar telah menguat 18 persen terhadap mata uang mitra dagang utama Amerika Serikat sejak Juni 2014, sehingga membuat impor lebih murah.
Harga untuk impor China turun 0,3 persen dan turun 1,5 persen selama 12 bulan terakhir. Harga impor tidak termasuk minyak bumi turun 0,3 persen bulan lalu setelah jatuh 0,4 persen pada bulan Oktober. Makanan impor menurun untuk bulan ketiga berturut-turut. Laporan juga menunjukkan harga ekspor turun 0,6 persen bulan lalu setelah tergelincir 0,2 persen pada Oktober.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan