Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Kamis (1/8) sore pasca bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) menurunkan suku bunga acuannya.
Rupiah melemah 94 poin atau 0,67 persen menjadi Rp14.116 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.022 per dolar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis, mengatakan, kendati menurunkan suku bunga 25 basis poin menjadi 2-2,5 persen namun The Fed memberi sinyal tidak akan agresif.
“Bisa jadi ini adalah penurunan yang terakhir sebelum ada kebijakan serupa yang tidak terjadi dalam waktu dekat,” ujar Ibrahim.
Dari eksternal lainnya, sentimen negatif bagi nilai tukar yaitu meningkatnya risiko keluarnya Ingggris tanpa kesepakatan atau “no deal” Brexit.
Sedangkan sentimen dari domestik, yaitu inflasi Juli 2019 yang tercatat 0,31 persen, lebih tinggi dari ekspektasi 0,25 persen. Sehingga, inflasi tahun kalender (Januari-Juli) sebesar 2,36 persen.
Meski lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi Juni 2019, laju inflasi Juli 2019 masih dalam batas terkendali. Oleh karena itu, Badan Pusat Statistik (BPS) yakin inflasi akan tetap terkendali dalam sasaran tahun ini 2,5-4,5 persen.
“Oleh karena itu, ruang bagi Bank Indonesia untuk kembali menurunkan suku bunga acuan masih terbuka. Gubernur Perry Warjiyo beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa penurunan BI 7 Day Reverse Repo Rate bulan ini kemungkinan bukan yang pertama,” kata Ibrahim.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.068 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.068 per dolar AS hingga Rp14.125 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.098 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.026 per dolar AS.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan