Jakarta, Aktual.com – Bagi Mahasiswa internasional yang ingin mengenyam pendidikan medis di AS menghadapi tantangan yang sangat besar. Sebagian besar universitas negeri tidak mau menerima mereka, sementara universitas swasta hanya memberikan sedikit peluang yang sangat kompetitif. Tapi bukan berarti tidak mungkin.
Fatima Ismail, 32, sudah bercita-cita menjadi dokter sejak kecil sewaktu tinggal di Dubai.
“Saya kagum dengan otak dan pekerjaan dokter. Dan saya senang bekerja dengan anak-anak. Ada banyak anak-anak yang mengalami gangguan perkembangan yang tidak tertangani dengan baik di Timur Tengah pada umumnya dan di tanah air saya pada khususnya,” ujar Fatima dilansir Aktual dari VOA, Selasa (13/12).
Karena itu, setelah menyelesaikan studi kedokteran di negaranya, dia mendaftarkan diri untuk melakukan praktik kerja lapangan di Universitas Johns Hopkins di Baltimore, tempat dia pernah menjalani program pertukaran mahasiswa saat kuliah.
Ismail adalah salah seorang dari sekelompok mahasiswa internasional yang menjalani pendidikan medis lanjut di AS. Teman-temannya menceritakan kepadanya bagaimana mereka melamar ke puluhan program.
“Prosesnya sangat kompetitif. Sebagai lulusan sekolah medis internasional peluangnya lebih kecil karena prioritas diberikan kepada lulusan AS. Tapi bukan berarti tidak mungkin. Yang perlu dilakukan adalah perencanaan dini,” ujarnya.
Perencanaan sangat penting bagi mahasiswa asing yang ingin masuk ke fakultas kedokteran AS. Sebagian besar program mewajibkan studi di AS sebelum bisa dipertimbangkan untuk masuk ke fakultas kedokteran, kata direktur penerimaan mahasiswa baru sekolah medis Johns Hopkins Paul White.
“Kami ingin melihat setidaknya selama setahun mereka menjalani kursus tambahan dalam bidang apapun di AS agar kami bisa mengetahui kursus semacam apa yang mampu mereka jalani dan bagaimana performa mereka dalam kursus itu. Dan tidak diragukan lagi, apabila hasil kursusnya cukup baik di AS, maka mereka akan memenuhi kriteria untuk mendaftar masuk fakultas kedokteran,” ujarnya.
Karum Arora, asal India, adalah mahasiswa tingkat empat yang mengambil spesialis optalmologi. Dia bisa masuk fakultas kedokteran karena pernah kuliah S1 di Johns Hopkins dan melakukan program riset klinis dua tahun dalam bidangnya.
Para staf universitas urusan penerimaan mahasiswa baru menganjurkan agar mahasiswa internasional mendaftar praktik kerja lapangan setelah menyelesaikan sekolah medis di negara mereka, atau untuk datang sebagai mahasiswa S1. Tetapi bahkan mahasiswa yang paling memenuhi kualifikasi sekalipun menghadapi jalan yang sangat kompetitif dan mahal untuk menjadi seorang dokter di AS.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka