Ekonomi UI Faisal Basri memberikan paparan diskusinya di acara erayaan HUT Indemo ke 17 tahun dan 43 Tahun Peristiwa 15 Januari 1974 di hotel Bidakara, Jakarta, Minggu (15/1/2017).Dalam diskusinya Ekonomi UI Faisal Basri mengambil tema "Tren Nasionalis Populis & Implikasinya Terhadap Ekonomi Indonesia".

Jakarta, Aktual.com – Mantan Ketua Tim Reformasi dan Tata Kelola Migas, Faisal Basri meminta PT Pertamina (Persero) menghapukan produk Bahan Bakat Minyak (BBM)-nya Jenis Pertalite karena dinilai rentan terjadi tindakan kecurangan.

Menurut Faisal, untuk menghilangkan BBM jenis Premium dari masyarakat, seharusnya Pertamina tidak perlu menerbitkan produksi Pretalite yang kualitas ron-nya juga masih dibawah standar seperti Premium.

Dengan penerbitan Pertalian, tidak ada referensi harga secara internasional, bahkan proses blending yang dilakukan sendiri oleh Pertamina, sulit untuk diawasi dan jauh dari transparansi.

“Negara lain ron 92, bahkan Malaysia sudah ron 96. Pertalite maun campur-campur, ini kan bukan produk kilang, refensi harganya nggak ada, ini produ campur-campur disitulah mafia migas itu hadir,” kata Faisal kepada Aktual.com, Rabu (1/2).

Lebih lanjut, Faisal mengungkapkan, sewaktu dia menjadi tim reformasi migas selama 6 bulan, dia menemukan permasalahan utama yaitu banyaknya proses bisnis yang tidak transparan, sehingga hal itu dimanfaatkan sebagai peluang penyelewengan.

“Karena proses bisninya ngak jelas. Jadi blending-blending itu membuka peluang mafia dan penetapan harganya nggak jelas,” tandasnya.

Laporan: Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Andy Abdul Hamid