Jakarta, Aktual.com – Banjir masih terjadi di tiga desa di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, namun air tidak lagi merendam rumah warga sehingga masyarakat kembali ke rumah meski aktivitas belum sepenuhnya normal.

“Banjir di tiga desa itu masih merendam jalan desa sekitar 20 centimeter. Mudah-mudahan segera benar-benar surut,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur, Sutoyo di Posko Penanggulangan Banjir di halaman Museum Kayu Sampit, Minggu (21/1).

Banjir yang terjadi sebulan terakhir merendam 19 desa yang tersebar di tujuh kecamatan yang berada di bantaran sungai yakni Tualan Hulu, Parenggean, Kotabesi, Cempaga Hulu, Mentaya Hulu, Antang Kalang dan Bukit Santuai.

Banjir menyebabkan satu anak meninggal dunia dan 600 kepala keluarga terdampak banjir karena ratusan rumah terendam. Saat ini masih ada tiga desa yang terendam banjir yakni Desa Hanjalipan Kecamatan Kotabesi serta Desa Pantai Harapan dan Sungai Ubar Mandiri Kecamatan Cempaga Hulu.

Banjir yang melanda belasan desa di Kabupaten Kotawaringin Timur, dalam sebulan terakhir, membuat pemerintah kabupaten setempat menetapkan status siaga darurat bencana banjir selama tiga pekan yakni mulai 15 Januari sampai 7 Februari.

Pemerintah daerah tetap waspada karena Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan masih tinggi berkisar 200 sampai 400 milimeter hingga Maret nanti. Tingginya curah hujan tersebut berpotensi menyebabkan banjir kembali terjadi.

“Makanya besok (Senin), posko gabungan akan rapat koordinasi dan evaluasi untuk menentukan apakah status darurat siaga bencana banjir dinaikkan menjadi tanggap darurat bencana banjir. Jika status dinaikkan menjadi tanggap darurat, maka pemerintah daerah bisa menggunakan dana untuk membantu korban banjir, sesuai perintah bupati dan DPRD,” kata Sutoyo.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby