Jakarta, Aktual.com — Pengamat Politik dari Poltracking Indonesia, Hanta Yuda mengatakan bahwa bergabungnya partai politik (Parpol) ke lingkar kekuasaan, tidak melulu mengincar kursi kabinet (menteri), termasuk Partai Golkar pimpinan Setya Novanto.
“Partai politik bergabung di pemerintah tidak melulu bicara tentang kursi yang akan didapatkan di kabinet,” kata Hanta, di Kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (21/5).
Menurut dia, setidaknya ada tiga hal yang melatarbelakangi bergabungnya partai ke tampuk kekuasaan suatu rezim.
“Pertama, bicara akses kekuasaan tidak melulu soal kursi di kabinet, tapi kalau tidak mendapatkan kursi dia dapatkan dua yang lain: akses ekonomi politik, misalnya ada ketua partai yang memiliki bisnis misalnya memerlukan bantuan dari dana APBN ketika menghadapi persoalan, itu bisa juga ditukarkan,” papar Hanta.
Lalu yang kedua, sambung dia, akses kekuasaan itu dukungan bisa ditukarkan dengan legal protection atau perlindungan hukum, ini bisa menjadi alat untuk posisi tawar bagi elit-elit politik dalam mendukung maka akan aman secara hukum.
“Karena itu, ketiga hal ini harus dibaca ketika digabung dengan pemerintahan bahwa ingin membangun bangsa dan seterusnya itu saya setuju, tapi tiga hal ini untuk membaca bagaimana pergerakan partai-partai bergabung tidak hanya di era pak Jokowi melainkan diera sebelumnya,” sebut dia.
“Saya pikir dari tiga faktor itu bisa tiga-tiganya, bisa dua motifnya, dan mungkin hanya satu saja tergantung dominan yang mana, iturealitasnya secara teroritis partai bergabung dalam koalisi (pemerintah),”pungkas dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang
Nebby