Jakarta, Aktual.com – Makanan yang sehat tidak cukup dengan bersih dari kasat mata saja. Kalaupun sebuah makanan tampak bersih, hal ini belum dapat dipastikannya tingkat keamanannya.

Bakteri adalah salah satu faktor yang dikhawatirkan merusak kesehatan dari sebuah makanan karena dapat mengakibatkan penyakit dari pemakan makanan tersebut.

Maka dari itu, menjauhkan makanan agar tidak terkontamintasi bakteri pembawa penyakit adalah satu-satunya langkah pencegahan dalam menjaga keamanan sebuah makanan.

Lalu bagaimanakah cara untuk menjaga keamanan dari sebuah makanan agar tak terkontamintasi dari bakteri?

“Ada tiga tahap yang diperlukan dalam menjaga keamanan pangan, yakni pemilihan bahan pangan segar dan kemasan, penyimpanan pangan, dan proses pengolahan dan penyajiannya,” ungkap dokter spesialis gizi klinis RSPI, dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.Gk dalam sebuah acara di Jakarta, Rabu (19/12).

Dalam memilih makanan, sambungnya, dimulai dari belanja yang benar. Sebaiknya pilih terlebih dahulu bahan pangan yang tidak mudah rusak seperti beras, tepung, dan lain sebagainya.

Kemudian makanan yang mudah rusak seperti ikan, ayam, daging, dan keju.

“Saat memilih buah dan sayuran, pilih yang masih segar, tidak berkerut, dan tidak ada perubahan warna atau busuk. Lalu, saat membeli buah potong, pastikan buah tersebut diambil dari lemari pendingin atau diberi es di sekelilingnya,” jelas dokter yang akrab disapa Lita ini.

Ia mengingatkan bahwa agar memilih pangan kemasan itu mesti memerhatikan rentang kelompok usia, pastikan kemasan tidak ada yang terbuka, perhatikan tanggal kadaluarsa, dan tata cara penyajian.

“Untuk penyimpanan bahan makanan, sayuran dan buah disimpan di lemari pendingin dalam wadah terpisah, cuci sayuran hanya ketika akan dimasak, dan segera simpan daging, ikan, ayam, dan produk susu ke lemari pendingin dalam 1-2 jam,” kata Lita.

Dalam proses pengolahan pangan, ujarnya, perhatikan kebersihan tangan dan alat masak untuk menghindari kontaminasi silang.

“Masak bahan makanan hingga matang sempurna, hingga 70 derajat celcius,” tambahnya.

Penting pula, sambungnya, nutrisi seimbang untuk anak yang terdiri dari makronutrien dan mikronutrien seperti karbohidrat, protein hewani dan nabati, higga sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian. Seperti halnya Piring Makanku menurut Permenkes No. 41 tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang.

“Karbohidrat (nasi) sebanyak 150 gram, sayuran 150 gram, buah-buahan 150 gram, protein nabati (tahu) sebesar 100 gram, protein hewani (ikan) sebesar 75 gram, dan 1 gelas air putih sebagai contoh sajian sekali makan,” jelas dr. Lita.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan