Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Pol. Budi Gunawan bersiap mengikuti upacara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (9/9). Presiden Joko Widodo melantik Kepala BIN Jenderal Pol. Budi Gunawan yang menggantikan Sutiyoso. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/Spt/16.

Jakarta, Aktual.com – Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan mengungkapkan sekitar 39 persen mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi telah terpapar paham radikal. Kondisi tersebut didasarkan atas penelitian BIN yang dilakukan pada 2017. Ada 15 provinsi di Indonesia menjadi perhatian pergerakan radikalisme tersebut.

Dari penelitian itu juga diketahui tiga perguruan tinggi di Indonesia mendapat perhatian karena kondisinya bisa menjadi basis penyebaran paham radikal. Namun, dirinya enggan mengungkapkan identitas ketiga perguruan tinggi itu. Dari survei yang dilakukan diperoleh data 24 persen mahasiswa dan 23,3 persen pelajar SMA setuju dengan jihad untuk tegaknya negara Islam.

“Kondisi ini mengkhawatirkan karena mengancam keberlangsungan NKRI,” ujar Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan di Semarang, Sabtu (28/4).

Kondisi itu, lanjut sia, juga diperkuat dengan keterlibatan seorang pemuda lulusan salah satu PTN yang terlibat dalam teror di Jakarta, beberapa waktu lalu.

“Ini semakin menegaskan bahwa lingkungan kampus sudah menjadi target bagi kelompok radikal untuk memobilisasi calon teroris baru,” katanya.

Oleh karena itu, lanjut dia, mahasiswa harus mampu memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Pasalnya, fenomena radikalismen di kalangan mahasiswa relatif sangat besar dari aspek potensi ancaman. Sejarah mencatat gerakan mahasiswa yang menjadi motor perubahan di Indonesia.

“Jangan mahasiswa justru diperalat oleh kelompok radikal untuk memecah belah tatanan masyarakat yang kita bangun,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka