Menurutnya, Naldi Ndolu sebagai nahkoda, sudah bisa mengemudikan perahu, namun belum terbiasa mengemudikan perahu melintasi lautan lepas dengan gelombang tinggi serta arus laut yang ganas.

Peristiwa tengelam perahu tanpa nama di lepas Pantai Do’o bermula dari adanya informasi Fino Lonak, salah satu korban yang terdampar di Pantai Pulau Ndao. Korban berhasil menyelematkan diri setelah berenang dengan menggunakan jeriken menuju tepi Pantai Ndao.

Korban menginformasikan kepada warga yang menolongnya bahwa masih terdapat sembilan korban yang tenggelam di perairan Do’o, karena perahu yang mereka tumpangi terhempas gelombang.

Berdasarkan laporan Fino Lonak itu, lanut Sing, Pemerintah Kecamatan Ndao Nuse bersama warga langsung mengerahkan perahu Gloria dan Filo milik nelayan setempat menuju lokasi kejadian untuk melakukan upaya penyelamatan terhadap para korban.

“Ketika tim penyelamat tiba di lokasi kejadian, para korban dalam kondisi terapung di laut sehingga langsung diselamatkan ke atas perahu. Sedangkan tiga korban, yaitu Riki Mesak, Rian Fanggidae, dan Seven Ndolu tidak ditemukan. Tim penolong telah berupaya melakukan pencarian terhadap ketiga korban di lokasi kejadian namun tidak membuahkan hasil,” kata Sing.

Sedangkan tujuh korban berhasil diselamatkan dalam peristiwa itu, yaitu Jefri Yohanes, Yuber Yami, Fino Lonak, Arifan Ranoh, Papi Lakabela, Gilbert Anin, dan Naldi Ndolu.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu