Pasukan Irak merebut kendali ladang gas Akkas dari kelompok ISIS. (ilustrasi/aktual.com)

Sulaimaniya, Aktual.com – Tiga orang tewas dan lebih dari 80 lagi terluka ketika pengunjuk rasa Kurdi bergabung dalam hari kedua gerakan melawan tindakan penghematan dan penunggakan pembayaran gaji pekerja layanan umum. Peristiwa itu terjadi di tengah ketegangan wilayah dalam kendali Kurdi dengan Baghdad.

Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengatakan akan mengambil tindakan jika warga diserang di wilayah setengah mandiri Kurdistan, Irak utara. Sekitar 1.250 pengunjuk rasa, kebanyakan guru, pelajar dan pekerja layanan umum, menggelar unjuk rasa di kota Sulaimaniya.

Dewan Provinsi Sulaimaniya mengatakan bahwa tiga orang tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Kurdi di kota Ranya. Petugas kesehatan daerah mengatakan bahwa enam orang terluka ketika sekerumunan massa ditembaki dengan peluru karet dan disemprot dengan gas air mata oleh aparat keamanan.

Pengunjuk rasa juga menyerang beberapa kantor pusat partai politik di Provinsi Sulaimaniya pada Selasa. Pemerintah setempat mengakui bahwa pengunjuk rasa memiliki “hak yang sah” untuk melakukan aksi tersebut, kata Pemerintah Daerah Kurdistan Irak (KRG). Meskipun demikian, tindakan menyerang dengan menyasar kantor pemerintahan dan kantor pusat sejumlah partai di Provinsi Sulaimaniya tidak dapat diterima.

“Kami prihatin dengan tindakan yang tidak beradab dan penggunaan kekerasan hari ini, di sejumlah kota di daerah Kurdistan,” kata KRG dalam pernyataan.

Mereka memperingatkan bahwa pihak berwenang terkait dapat melakukan campur tangan untuk mencegah terjadinya pengrusakan lebih lanjut, setelah beberapa orang terluka dan sejumlah bangunan rusak.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid