Jakarta, Aktual.com – Tiga orang meninggal selama bentrokan hari pertama yang dipimpin oposisi Presiden Venezuela Nicolas Maduro, demikian pejabat jaksa penuntut negara, Kamis.
Setidaknya total 106 orang tewas selama kerusuhan antipemerintah, dan menggemparkan negara OPEC di Amerika Selatan sejak oposisi melancarkan aksi protes pada April untuk menuntut peemilihan umum demi mengakhiri pemerintahan sosialis yang berjalan hampir dua dekade itu.
Banyak jalanan di Venezuela diberi barikade dan ditutup selama dua hari pemberontakan yang dipimpin oposisi mulai Rabu. Aksi tersebut bertujuan menekan Maduro agar membatalkan pemungutan suara kontroversial untuk sebuah kongres baru dalam akhir pekan.
Para demonstran mengatakan Partai Sosialisi menginginkan konsolidasi kediktatoran dengan suara palsu untuk kongres super yang akan memiliki kekuatan untuk menulis ulang konstitusi dan menutup badan legislatif yang dipimpin oleh oposisi.
Maduro, yang dihadapkan pula dengan tekanan intens internasional termasuk ancaman sanksi ekonomi AS, mengatakan bahwa dia akan maju dalam Pemilu hari Minggu untuk Majelis Konstituante sebagai satu-satunya cara untuk memberdayakan masyarakat dan membawa perdamaian ke Venezuela.
Kantor kejaksaan Venezuela mengatakan seorang pria berusia 23 tahun meninggal di negara bagian Merida barat, sementara seorang remajna pria berusia 16 tahun meninggal di lingkungan Caracas yang miskin di Petare selama bentrokan antara pasukan keamanan dan pemuda bertopeng yang melaksanakan aksi protes. Sebelumnya, seorang pria 30 tahun meninggal di pegunungan negara bagian Merida.
ant
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby