“Kenaikan pembangkit bioenergi dari tahun ke tahun tidak signifikan karena kebanyakan berasal dari biomassa dan biogas yang berada di perkebunan kelapa sawit.,” papar dia.

Tidak hanya itu, Rida juga menjelaskan bahwa juga terdapat kendala dalam setiap peningkatan EBTKE , yakni masih rendahnua kapasitas yang relatif hanya MW saja, dan juga jarak pabrik dengan transmisi PLN yang cukup jauh menjadi kendala lainnya

“Sehingga tidak ekonomis untuk dikembangkan. Pada 2017 sebanyak 1,67 juta kiloliter (KL) biodiesel terserap, jumlah tersebut menurun dibanding tahun lalu yang sekitar 3,65 juta KL. Meski begitu, kita optimistis pengembangan biofuel akan berjalan baik, dan ini bisa dilihat dari bertambahnya jumlah pemasok biodiesel,” sebut Rida.

“Ini artinya investasi dan penciptaan lapangan kerja. Selain itu ada nilai tambah CPO karena bisa diserap untuk biodiesel,” pungkasnya.

Laporan: Novrizal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Andy Abdul Hamid