Ketua Bawaslu DKI Jakarta Mimah Susanti (kanan) bersama Kepala Bagian Penerangan Umum Polri, Kombes Pol Martinus Sitompul (dua kanan), Tim Sukses Pasangan Cagub-cawagub DKI Jakarta Anies-Sandi, Agung Setiarso (tiga kanan), Tim Sukses Pasangan Cagub-cawagub DKI Jakarta Ahok-Djarot, Jerry Sambuaga dan Pengamat Politik LIPI, Siti Zuhro saat diskusi Pilkada di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (15/4). Diskusi tersebut bertemakan Pilkada Sehat dan Demokratis. AKTUAL/Tino Oktaviano
Ketua Bawaslu DKI Jakarta Mimah Susanti (kanan) bersama Kepala Bagian Penerangan Umum Polri, Kombes Pol Martinus Sitompul (dua kanan), Tim Sukses Pasangan Cagub-cawagub DKI Jakarta Anies-Sandi, Agung Setiarso (tiga kanan), Tim Sukses Pasangan Cagub-cawagub DKI Jakarta Ahok-Djarot, Jerry Sambuaga dan Pengamat Politik LIPI, Siti Zuhro saat diskusi Pilkada di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (15/4). Diskusi tersebut bertemakan Pilkada Sehat dan Demokratis. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI, Mimih Susanti mengakui, soal politik uang di gelaran Pilkada DKI saat ini masih marak. Bahkan dirinya pernah memergoki salah satu pendukung pasangan calon (paslon) Pilkada DKI, tapi begitu dikasih tahu mereka malah marah-marah.

“Saya katakan terus terang, ada pernah ketahuan, dari timses atau simpatisan dari Paslon nomor urut 2 (Ahok-Djarot) ketahuan bagi-bagi kursi roda. Bahkan ada tujuh mobil banyaknya. Kita protes juga. Tapi mereka juga marah-marah,” jelas Mimih di acara Polemik Pilkada, di Jakarta, Sabtu (15/4).

Justru ketika mereka yang melakukan pelanggaran dikasih tahu malah melawan.

“Kita sedang ngomong malah kita dipegang (dicekik) lehernya. Mereka lebih galak dari kita,” keluhnya.

Orang-orang seperti itu, kata dia, susah untuk ditelusuri. Karena begitu pihaknya menanyakan ke Timses Ahok-Djarot mereka mengelak itu dilakukan oleh relawan. Bukan dari pihaknya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka