Surabaya, Aktual.com – Tim formatur yang bertugas untuk memilih ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2015-2020 terbentuk dan langsung menggelar musyawarah tertutup, Rabu malam (26/8).
“Tim formatur bermusyawarah menentukan ketua umum baru, karena itu sidang pleno sementara diskors,” ujar pimpinan sidang pleno pemilihan dan penetapan tim formatur, Slamet Effendy Yusuf, di sela Munas IX MUI di Surabaya, Jawa Timur.
Total 17 anggota tim formatur yang berasal dari berbagai unsur terpilih itu disepakati oleh peserta Munas MUI.
Ke-17 anggota formatur masing-masing ketua umum demisioner Din Syamsuddin, wakil ketua umum demisioner KH Ma’ruf Amin, sekretaris jenderal demisioner M. Ichwan Sam dan ketua dewan penasihat demisioner KH. Tolchah Hasan.
Berikutnya, perwakilan MUI wilayah I diwakili Ahmad Husein, wilayah II diwakili Shodiqun, wilayah III diwakili Romly, wilayah IV diwakili Syaiful Islam, wilayah V diwakili Hamri Has, wilayah VI diwakili Abdul Rohim dan wilayah VII diwakili Papua Barat.
Selanjutnya, satu perwakilan pondok pesantren dari Sidogiri, perwakilan perguruan tinggi Islam diwakili Khuzaemah T Yanggo, serta dua perwakilan ormas masing-masing dari Al-Wasliyah dan Al-Ittihadiyah.
“Dua lagi perwakilan dari ormas Islam terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah,” katanya.
Munas IX MUI diselenggarakan mulai 24-27 Agustus 2015 dengan agenda utamanya memilih ketua umum serta pengurus periode lima tahun ke depan.
Sementara itu, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla batal menutup Munas IX yang dijadwalkan ditutup pada Kamis, 27 Agustus 2015, di Surabaya karena bersamaan dengan kunjungan kerja ke luar negeri.
“Kebetulan Pak Jusuf Kalla sedang di luar negeri sehingga tidak bisa menutup pelaksanaan Munas IX MUI,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal MUI Demisioner Noor Achmad.
Artikel ini ditulis oleh: