Jambi, Aktual.com – Tim gabungan yang terdiri atas TNI, Polri, Manggala Agni, dan Polisi Kehutanan Kabupaten Tanjung Jabung Timur Jambi, akan menyisir hutan dan lahan setempat untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan.

Danramil 419/01 Muarasabak Lettu (Inf) Sartono, mengatakan tim gabungan lintas sektoral sebanyak 42 orang itu akan melakukan penyisiran di kawasan yang rawan kebakaran.

“Berdasarkan pemetaan ada tujuh desa di Tanjabtim yang rawan dan semuanya merupakan lahan gambut,” katanya usai melepas tim gabungan tersebut di Muarasabak, Selasa (22/3).

Tujuh desa itu yakni, Desa Rawasari Kecamatan Berbak, Desa Jatimulyo dan Desa Catur Rahayu di Kecamatan Dendang, Desa Rantau Karya Kecamatan Geragai dan Desa Sinar Wajo, Pematang Rahim serta Desa mencolok di Kecamatan Mendahara Ulu.

Untuk tahap pertama, kata Sartono, penyisiran (patroli) akan dilakukan selama tujuh hari. Namun kegiatan serupa akan dilaksanakan secara terus menerus.

“Artinya setelah tahap pertama ini akan ada lagi tim yang melakukan patroli, ini langkah antisipasi yang kita lakukan. Mudahan tidak ada lagi kebakaran seperti tahun lalu,” ujarnya.

Tim gabungan katanya secara bersama-sama melakukan penyisiran, jika tim menemukan pelaku pembakaran, maka tim akan langsung melakukan penindakan.

“Bukan hanya pencegahan, tapi tim gabungan di lapangan juga akan melakukan penindakan,” katanya.

Penyisiran dilakukan mengingat saat ini sudah mulai memasuki musim kemarau. Apalagi kata Dandim, di provinsi tetangga (Riau) juga sudah banyak ditemukan titik api.

Sementara itu, Kabag Ops Polres Tanjabtim, Kompol Efi Rahmat mengatakan, kepolisian setempat akan melakukan penindakan secara tegas bagi pelaku pembakaran hutan dan lahan. Untuk itu dirinya mengimbau masyarakat dan pihak perusahaan jangan melakukan pembakaran dengan alasan apapun.

“Kita juga sudah lakukan sosialisasi agar jangan ada lagi pembakaran. Tapi jika masih ada kita akan tindak tegas sesuai aturan,” kata Efi.

Hingga saat ini kata Efi, di Tanjabtim belum ada titik api yang muncul. Meski demikian, pihaknya juga terus melakukan komunikasi dan koordinasi untuk memantau jika sewaktu-waktu ada ‘hot spot’.

“Jika ada ‘hot spot’ terpantau melalui satelit tim akan langsung bergeser ke sana. Dan ini akan terus kami pantau, sekecil apapun kami akan datangi,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara