Jakarta, Aktual.com — Timnas Inggris kembali terbanting ke tanah dengan kekalahan 1-2 dari timnas Belanda yang minim pengalaman di Wembley pada Selasa (29/03) waktu setempat, setelah gagal untuk membangun momentum dari kemenangan mereka atas juara dunia Jerman pada akhir pekan silam.
Gol-gol di babak kedua dari penyerang Belanda Vincent Janssen dan pemain pengganti Luciano Narsingh membatalkan gol Jamie Vardy pada babak pertama, menghantam optimisme di sekitar pasukan Roy Hodgson menjelang putaran final Piala Eropa Juni mendatang.
Di atas kertas ini semestinya menjadi kemenangan rutin bagi Inggris – tim yang tidak terkalahkan di Wembley selama 2,5 tahun, dengan banyaknya talenta dari Liga Utama Inggris dan menghadapi timnas eksperimental Belanda yang minim pengalaman serta gagal lolos ke Piala Eropa.
Namun sejarah masih belum memihak mereka. Selain catatan satu kemenangan pada 1996, mereka tidak pernah merasakan kesuksesan atas Belanda selama lebih dari 30 tahun.
Kali ini mereka memiliki alasan untuk merasa tersinggung, di mana penyerang Jansen terlihat mendorong bek Phil Jagielka dalam proses terciptanya gol penentu kemenangan dari Narsingh.
Sejak awal pertandingan Inggris kesulitan menciptakan daya gedor saat menyerang, seperti yang terlihat ketika mereka bangkit pada babak kedua untuk menang 3-2 atas Jerman pada Sabtu (26/03) lalu.
“Menurut saya keputusan-keputusan yang ada tidak menguntungkan kami. Yang kedua benar-benar kasar,” kata Hodgson kepada para pewarta.
“Namun saya lebih kecewa bahwa kami tidak mencapai level intensitas atau kreatifitas yang kami lakukan pada Sabtu malam.” Inggris mendominasi penguasaan bola pada babak pertama namun diperlukan waktu sampai menit ke-41 untuk Vardy untuk membawa timnya memimpin setelah bek kanan Kyle Walker menemukan ruang di sisi kanan dan menyodorkan bola ke depan gawang.
Gol itu – gol ke-100 Inggris dalam masa kerja empat tahun manajer Hodgson – terlihat membangkitkan semangat para penonton, yang tidak banyak bergelora untuk mendukung mereka selain saat memberikan tanda penghormatan kepada sosok legendaris Belanda Johan Cruyff, yang meninggal dunia pekan lalu.
Terdapat lubang-lubang pertahanan dari kedua tim di permukaan Wembley yang basah, mengidikasikan bahwa arah pertandingan dapat berubah.
Maka justru Belanda – yang tidak diperkuat pemain-pemain veteran seperti Wesley Sneijder dan Arjen Robben – yang menyamakan kedudukan tidak lama setelah turun minum, ketika bek Danny Rose membuat timnya dihukum penalti karena handball.
Jansen sukses mengeksekusi penalti pada menit ke-50 itu, gol perdananya untuk negaranya.
“Inggris mungkin lebih baik, mereka lebih banyak menguasai bola dan kami harus bertahan. Itu normal. Kami kehilangan 14 pemain dan merupakan tim yang sangat muda,” kata pelatih Belanda Danny Blind.
Inggris memiliki sejumlah peluang untuk kembali merebut keunggulan. Lompatan akrobatik dari kiper Belanda Jeroen Zoet menghentikan tembakan jarak jauh dari Vardy, sebelum pemain pengganti Nathaniel Clyne memiliki peluang lain yang digagalkan oleh sang kiper.
Terjadi beberapa perdebatan yang membuat wasit harus memisahkan kedua kubu, yang memicu protes dari para pemain Inggris dan cemooh dari para penggemar tuan rumah.
“Ini benar-benar ketinggian yang diikuti dengan penurunan,” kata Hodgson.
Pertandingan Inggris selanjutnya adalah melawan Turki di Manchester pada 22 Mei. Mereka akan memulai perjalanannya di Piala Eropa dengan melawan Rusia pada 11 Juni, di mana tim “Tiga Singa” juga akan bertemu Slovakia dan Wales di Grup B.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara