Jakarta, Aktual.com – Mangkirnya calon gubernur petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam rapat pleno KPUD DKI Jakarta, menunjukkan bahwa ia tidak menghormati penyelenggaraan pesta demokrasi yang diikutinya. Ahok pun disebut lebih memprioritaskan pengusaha ketimbang KPUD.
“Padahal Ahok itu Gubernur, (tapi) punya agenda yang lain menghadiri pernikahan konglomerat,” ujar Wakil Ketua Advokat Cinta Tanah Air (ACTA), Habib Novel Bamukmin kepada wartawan dalam peluncuran Tim Reaksi Cepat ACTA di Jakarta, Rabu (8/3).
Menurut Novel, seharusnya Ahok tidak bertindak arogan dengan meninggalkan rapat pleno yang diadakan oleh KPUD. Ia pun menyebut Ahok sebagai calon gubernur yang seenak sendiri dan tidak taat pada aturan.
Padahal, kata Novel, rapat pleno merupakan sebuah acara penting bagi kelanjutan Pilkada DKI Jakarta.
“Seharusnya paslon kan mengikuti ketentuan KPUD, bukan berjalan sendiri gitu. Yang namanya paslon ini harus tunduk dan taat pada keputusan daripada KPUD,” tandasnya.
Seperti diketahui, Ahok meninggalkan rapat pleno yang diadakan KPUD DKI Jakarta pada Sabtu (4/3) dengan dalih rapat tersebut mundur dari jadwal yang direncanakan sebelumnya. Menurut kabar yang beredar, Ahok sendiri rela meninggalkan rapat pleno untuk menghadiri acara pernikahan yang diadakan oleh pengusaha Prayoga Pangestu dan politisi PDIP, Panda Nababan.
Laporan: Teuku Wildan
Artikel ini ditulis oleh: