Jakarta, Aktual.com – Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel menkritisi grafik waktu bongkar muat hingga keluar barang dari pelabuhan (dwelling time) rata-rata di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada hari ini turun menjadi 3 hari. Pasalnya, saat Presiden Jokowi blusukan ke Priok beberapa hari lalu, lama waktu bongkar muat sampai barang keluar pelabuhan berada pada angka 5 hari. Pun saat kemarin Menteri Koordinator Bidang Maritim Indroyono Soesilo saat blusukan di lokasi yang sama mendapatkan laporan bahwa dwelling time hanya 4,17 hari untuk proses pemasukan barang impor.

“Kenapa di sini ada 3,1 atau abis dimarahin jadi 3,” kata Rachmat saat berada di dalam ruang monitor Terminal Penumpang, Pelabuhan Priok, Jakarta Utara, Jumat (19/6).

Terkait hal tersebut, Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Bobby R. Mamahit menjelaskan, naik turun dwelling time rata-rata harian di Pelabuhan Tanjung Priok berbeda setiap harinya. Angka dwelling time terlama lantaran berada di jalur merah atau jalur pemeriksaan barang berbahaya.

Dari penjelasan tersebut juga ditemukan fakta, tingginya dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok karena proses dokumen yang terlalu lama oleh para importir sejak kontainer turun dari kapal.

Menanggapi penjelasan tersebut, Mendag Gobel menyarankan untuk memisahkan barang berbahaya di jalur merah ke luar dari proses dwelling time.

Gobel juga meminta agar para importir nakal yang memicu antrean bongkar muat untuk didata. “Di data aja yang bandel, dicek nama perusahaannya, gampang,” tandasnya.

Tak hanya itu, Gobel juga mengancam akan mencabut izin importir terdaftar (IT) bagi importir nakal yang main-main dengan proses dokumen. “‎Kalau begitu bisa dicabut izin agar tertib dan disiplin. Kalau seperti ini, menciptakan ketidakpercayaan kepada pemerintah,” tutur Gobel.

Lebih lanjut dikatakan dia, proses perizinan di Kemendag sudah seluruhnya dilakukan secara online dan terpadu, jadi tidak ada alasan mengurus izin di kementeriannya hingga berhari-hari. Gobel juga menghimbau para importir ‎menggunakan layanan Pre Notification untuk mempercepat proses pengeluaran barang.

“Kita sudah semuanya online,” imbuhnya.

Artikel ini ditulis oleh: