Dia mengungkapkan, selama 2017 terdapat empat kasus wisatawan terbawa arus dengan jumlah korban jiwa mencapai sembilan orang.

Tercatat, kejadian pertama awal Januari 2017 menimpa mahasiswa Unikom yang tewas terseret ombak di Pantai Cikaso, selanjutnya menimpa karyawan perbankan yang terseret bersama sepeda motornya.

Korban lainnya menimpa dosen dan mahasiswa meninggal dunia setelah terbawa arus ombak, kemudian terakhir lima santri dari Depok juga tewas terseret ombak di Pantai Rancabuaya, Selasa (16/5).

Menurut Tri, wisata laut cukup membayakan bagi wisatawan, sehingga petugas terkait memasang rambu-rambu bahaya sepanjang pantai untuk menjaga keselamatan.

“Kami sudah imbau dan pasang plang larangan berenang demi keselamatan diri,” katanya.

Upaya antisipasi korban jiwa di lokasi wisata pantai harus mendapatkan perhatian semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, juga wisatawan untuk selalu waspada.

Sementara tingkat kunjungan wisatawan ke pantai selatan Garut, kata dia, cukup banyak, apalagi pada musim liburan mencapai ratusan ribu. “Kami meskipun dibantu pihak sukarelawan terkadang kesulitan untuk mengatur pengunjung.”

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Wisnu