Jakarta, Aktual.com — Laba bersih PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk hingga Triwulan III-2015 turun 21,2 persen dari Rp7,61 triliun pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp6 triliun.

Direktur Utama Achmad Baiquni mengatakan, penurunan laba tersebut disebabkan perseroan meningkatkan dana penyisihan pencadangan atau provisi untuk mengantisipasi pelambatan ekonomi domestik yang dapat meningkatkan tingkat kredit bermasalah (NPL).

“Dengan tambahan provisi ini, coverage ratio BNI per kuartal III 2015 mencapai 139,6 persen atau level tertinggi yang pernah dicapai BNI,” ujar Baiquni di Jakarta, Kamis (15/10).

Selama tiga bulan di Triwulan III-2015, BNI mencatat laba Rp3,57 triliun atau sekitar Rp1,19 triliun per bulan, lebih baik dibandingkan triwulan-triwulan sebelumnya.

Untuk posisi NPL sendiri, juga mengalami perbaikan dari tiga persen (gross) dan 0,8 persen (nett) pada Triwulan II 2015 menjadi 2,8 persen (gross) dan 0,7 persen.

Sementara itu, kredit yang disalurkan BNI hingga Triwulan III-2015 mencapai Rp307,12 triliun, atau naik 14,6 persen dibanding periode yang sama tahun 2014 Rp267,94 triliun.

Baiquni menuturkan, persentase kenaikan penyaluran kredit dicapai secara berimbang antara penyaluran kredit business banking (korporasi, BUMN, usaha menengah dan kecil) maupun penyaluran kredit konsumer.

Komposisi pinjaman yang disalurkan adalah untuk segmen usaha menengah dan kecil 27,8 persen, segmen korporasi 26,2 persen, BUMN 17,7 persen, kredit konsumer 17,9 persen, dan pembiayaan anak perusahaan dan cabang luar negeri sebesar 10,6 persen.

“Untuk business banking, kenaikan penyaluran kredit didominasi oleh segmen usaha menengah, korporasi, dan BUMN. Khusus untuk penyaluran kredit yang membiayai pembangunan proyek infrastruktur juga mengalami pertumbuhan sebesar 6,6 persen dari Rp59,79 triliun menjadi Rp 63,73 triliun,” ujar Baiquni.

Pembangunan proyek infrastruktur sendiri terdiri atas infrastruktur di sektor kelistrikan, transportasi, minyak dan gas, konstruksi dan jalan tol, dan telekomunikasi.

Di bisnis konsumer, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh pinjaman personal BNI Fleksi dan pembiayaan kartu kredit. Dari sisi komposisinya, kredit konsumer BNI masih didominasi penyaluran KPR BNI Griya sebesar 61,5 persen dari total kredit konsumer.

Dari sisi liabilitas, total DPK yang dihimpun BNI hingga akhir Triwulan III-2015 mencapai Rp349,44 triliun atau tumbuh 13,3 persen dibanding posisi akhir Triwulan III-2014 Rp308,33 triliun dengan komposisi dana murah atau CASA (curent account saving account/CASA) mencapai 60,9 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka