Jakarta, Aktual.com – Salah satu anak perusahaan dari PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN), PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka) telah mengantongi ISO 26000. Langkah ini dilakukan karena banyak perusahaan bertaraf internasional menjadikan ISO 26000 sebagai syarat pokok kerjasama dan investasi. Apalagi di dalam negeri, PGN dan PGN Saka memiliki posisi strategis dalam berkontribusi kepada ketersediaan migas nasional.
“Apabila sebuah perusahaan ingin mempunyai grade internasional, maka harus mempunyai standar ISO 26000. Pasalnya, PGN Saka Energi memiliki partner dari berbagai macam perusahaan, baik lokal maupun internasional. Perusahan internasional mewajibkan ISO 26000 ini, terutama meliputi Good Governance, aspek lingkungan dan HAM,” ujar Direktur Utama PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka) Tumbur Parlindungan di Jakarta, Senin (12/2).
Menurutnya, Guidance ISO 26000 tidak terlepas dari ekspektasi mitra bisnis dan seluruh pemangku kepentingan agar PGN Saka menjadi sebuah perusahaan berkelanjutan yang menjalankan praktek bisnis yang bertanggung jawab, baik secara ekonomi, sosial dan lingkungan.
Wakil Ketua Komisi VII, Satya W Yudha mengapresiasi langkah PGN Saka menjalankan ISO 26000. Langkah ini dinilai akan meningkatkan level perusahaan nasional menjadi perusahaan bertaraf internasional.
“Ini merupakan sebuah komitmen yang bagus, meningkatkan perusahaan Indonesia ke level internasional,” ujar Satya Yudha.
Menurut Satya, konsep dasar dari ISO 26000 yaitu tanggung jawab perusahaan terkait Corporate Social Responsibility (CSR). ISO 26000 ini bukanlah sertifikat ISO pada umumnya, namun panduan bagi perusahaan sebagai persyaratan menuju market global.
“Banyak keuntungan yang akan didapatkan, mulai dari perusahaan yang memiliki nilai kompetitif di global, reputasi yang baik, menarik masyarakat untuk menjadi karyawan. Semua itu merupakan sisi positif bagi investor,” jelasnya.
Chairman Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetya menilai ISO26000 akan membawa perusahaan menjadi lebih hebat lagi. Banyak hal yang dipersyaratkan terkait guidance ISO26000, termasuk harus membedah isi dapur perusahaan.
“Ada banyak perusahaan di Indonesia yang ingin menerapkan ISO26000. Ada sekitar 80 perusahaan yang mendaftar. Namun, tidak semua perusahaan tersebut mau dibongkar ‘dapurnya’,” jelasnya.
Dikaitkan CSR saat ini PGN Saka telah menjalankan kegiatan CSR-nya dengan berpijak pada triple bottom lines yang merefleksikan pada nilai sosial dan lingkungan dengan tujuan menjamin perusahaan tumbuh secara berkelanjutan. PGN Saka menyakini bahwa keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila perusahaan melakukan praktek bisnis yang beretika berstandar internasional melalui penerapan ISO 26000. Daya saing korporasi, termasuk akses ke keuangan dan mengembangkan kemitraan dapat ditingkatkan, praktek manajemen risiko dan hubungan perusahaan dengan para pemangku kepentingan juga dapat ditingkatkan.
ISO 26000 merupakan standar pedoman yang bersifat sukarela tentang tanggung jawab sosial suatu institusi yang mencakup semua faktor badan publik maupun swasta, dimana prinsip-prinsip didalamnya telah diterapkan oleh PGN Saka dalam hal tata kelola organisasi, hak asasi manusia, praktik ketenagakerjaan, lingkungan, prosedur operasi yang wajar dengan memiliki SOP yang etis bisnis dan pelibatan serta pengembangan masyarakat yang menyesuaikan konteks lokal, partisipasi aktif pemangku kepentingan dan berkomitmen dengan isu pengembangan yang berkelanjutan (sustainable development). Penerapan standar ini harus terintegrasi di dalam semua kegiatan usaha perusahaan dalam rangka penciptaan nilai bersama (creating share value). Maka, upaya self adoption ISO 26000 akan dilakukan oleh PGN Saka saat ini melalui sosialisasi dalam bentuk seminar dengan harapan terjadinya peningkatan kesadaran pemangku
kepentingan terhadap konsep dan nilai-nilai tanggung jawab sosial.
“Salah satu syarat terberat ISO26000 adalah Good Governance. Apabila perusahaan dari level bawah hingga direksi terindikasi korupsi, maka perusahaan partner akan menjauh dan tidak mau bekerja sama. Perusahaan asing tidak ingin terjerat hukum. Selain itu, mereka juga ingin tahu, kemana selama ini investasi yang mereka tanamkan,” jelas Tumbur.
Terkait target partner dari ISO26000 ini, PGN Saka enggan memberikan informasi. Namun, PGN Saka saat ini membidik lima perusahaan besar yang beroperasi di wilayah timur Indonesia. Apakah hal tersebut terkait dengan diumumkannya PGN Saka Energi sebagai pemenang dari Wilayah Kerja Migas di Pekawai dan West Yamdena yang total nilai komitmen mencapai USD12,5 Juta?.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka