Jakarta, Aktual.com — Wakil Presiden RI 2001-2004, H Hamzah Haz MA PhD, menuturkan bagaimana perjuangan yang dilakukannya dalam membangun Masjid di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sebagai upaya meningkatkan moral.
“Saat saya menjadi Menteri Investasi atau Kepala BKPM, pegawai saya ada 300-an orang, dan setiap Jumat menumpang salat itu di kantor Dirjen Pajak, lalu saya ambil inisiatif dan bertanya ada tanah tidak di sini untuk membangun Masjid,” katanya, di Jakarta, Selasa (11/8), dalam wawancara khusus terkait 70 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.
Menurut dia, upayanya untuk membangun Masjid juga sebagai upaya untuk mengingat bahwa, di setiap sela-sela aktivitas pekerjaan, selalu teringat ada Allah SWT yang mengawas, membimbing, dan membantu.
“Membangun Masjid itu supaya pas jam-jam salat berhenti dulu semua pekerjaan untuk menghadap Allah, karena dia yang mempunyai kita dan seluruh kekayaan alam semesta ini,” ucapnya.
Namun, dirinya hanya menjabat sekitar satu tahun dalam posisi itu karena berniat untuk fokus membangun Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada awal masa reformasi.
Kemudian saat dirinya menjabat sebagai wakil presiden, sudah beberapa orang yang menjabat posisi sebagai menteri yang menggantikan dirinya, tetapi masjid di lingkungan BKPM juga masih belum selesai-selesai.
Lalu, saat menjabat sebagai wapres dan memiliki kesempatan untuk Umroh, Wakil Ketua DPR RI 1999-2001 itu bertemu dengan satu pengusaha asal Yaman yang dulu saat dirinya menjabat sebagai Menteri Negara Investasi pernah meresmikan pabrik pengusaha itu di Medan.
“Dia (sang pengusaha Yaman itu) tanya, Yang Mulia apa yang bisa saya bantu? saya ingat tiga menteri setelah saya menjabat posisi yang sama masjidnya belum jadi-jadi. Maka saya jawab tolong bantu saya dalam menjadikan Masjid yang dulu saya bangun,” tuturnya, mengenang.
Akhirnya, dengan bantuan dari sang pengusaha, Masjid yang ada di lingkungan BKPM itu akhirnya terselesaikan, dan diresmikan oleh Hamzah Haz saat dirinya masih menjabat sebagai Wakil Presiden.
Tokoh bangsa kelahiran Ketapang, Kalimantan Barat, 15 Februari 1940 silam itu juga menginginkan agar setiap gedung dan lembaga pemerintahan di Tanah Air dapat memiliki tempat salat yang memadai.
Artikel ini ditulis oleh: