Semarang, Aktual.com — Pengamat transportasi dari Universitas Negeri Semarang Alfa Narendra mengatakan, pelayanan moda transportasi massal Trans Semarang harus dibenahi secara optimal. Hal itu guna meningkatkan layanan kepada masyarakat.

“Sebenarnya pelayanan BRT (bus rapid transit) Trans Semarang sudah jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Minat masyarakat menggunakannya juga sudah mulai tumbuh,” katanya di Semarang, Sabtu (29/8).

Menurut dia, setidaknya ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam pembenahan layanan Trans Semarang, yakni jadwal dan kapasitas yang selama ini kerap dikeluhkan masyarakat sebagai pengguna.

Dia mengatakan, banyak masyarakat yang akan menggunakan Trans Semarang mengeluhkan bus-bus yang melayani koridor dari Ungaran, Kabupaten Semarang, sudah penuh sehingga mereka tidak kebagian tempat.

“Kan ada Trans Semarang yang melayani sampai Ungaran (Sisemut). Bus-bus Trans Semarang yang turun dari Ungaran ini banyak yang sudah penuh sehingga penumpang dari dalam kota tidak kebagian,” katanya.

Untuk itu, kata dia, kapasitas Trans Semarang yang melayani jalur-jalur padat semacam itu harus diperbesar dan jadwal keberangkatan juga harus diatur, seperti memaksimalkan pada jam-jam padat.

Alfa yang pernah mengepalai Laboratorium Transportasi Unnes itu, mengatakan persoalan lain yang perlu dibenahi, yakni pengelolaan pajak kendaraan bermotor yang selama ini pendapatannya besar.

“Di berbagai daerah, pendapatan sektor pajak kendaraan bermotor menduduki urutan kedua sampai kelima,” kata kandidat doktor bidang transportasi, Teknik Sipil, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu.

Namun, dia menyayangkan pendapatan dari pajak kendaraan bermotor yang besar itu sedikit sekali yang digunakan pemerintah daerah untuk membenahi layanan sektor transportasi massal.

“Kalau pemda bisa mengelola sebagian besar pendapatan dari pajak kendaraan bermotor ini untuk membenahi sektor transportasi massal, saya rasa Trans Semarang akan jauh lebih baik lagi,” katanya.

Apalagi, kata dia, ditunjang dengan pengoptimalan layanan angkutan kota untuk menjangkau perumahan-perumahan baru sehingga masyarakat yang akan menggunakan transportasi umum terlayani baik.

“Kalau saya membandingkan transportasi massal di tiga kota, yakni Trans Jakarta, Trans Jogja, dan Trans Semarang, harus diakui Trans Semarang masih ketinggalan dibandingkan kedua kota ini,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu