“Berapa cost-nya kalau membangun kantor cabang di Indonesia. Keuntungan digital karena ada 200 juta penduduk Indonesia sudah melek internet. Mereka sudah punya mobile smartphone. Jadi, jauh lebih efisien untuk mendekatkan industri ini dengan pasar,” katanya.
Ketua Panitia DRiM, Christine Setyabudi berharap acara yang diikuti 500 peserta ini dapat menumbuhkan percepatan kesadaran berasuransi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Ia melanjutkan, dari sisi industri sendiri, persiapan dalam penerapan transformasi digital masih perlu ditingkatkan.
Hal ini merujuk pada data dari The Microsoft Asia Digital Transformation: Enabling The Intelligent Enterprise yang menyebutkan bahwa sebanyak 90 persen pebisnis di Indonesia menyatakan perlunya melakukan transformasi digital untuk mendukung pertumbuhan perusahaan.
“Namun dari jumlah tersebut, hanya 27 persen di antaranya yang mengaku sudah mempunyai strategi yang menyeluruh guna menyambut transformasi digital,” demikian Christine.
Laporan: Bobby Andalan
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid