Jakarta, Aktual.com — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah setahun menyelenggarakan program layanan keuangan tanpa kantor cabang dalam rangka keuangan inklusif (Laku Pandai) yang dibentuk di daerah-daerah.
Namun, karena ini bentuknya tanpa kantor cabang, maka perlindungan terhadap konsumen menjadi hal penting. Makanya OJK mengedepankan edukasi, transparansi, dan keamanan data dalam rangka perlindungan konsumennya.
Menurut Kepala Departemen Pengawasan Bank 3 OJK, Teguh Supangkat, edukasi itu menjadi penting mengingat program ini tak ada kantor fisiknya. Sehingga ketika terjadi masalah, nasabahnya itu harus mudah mendapat tempat pengaduannya.
“Makanya, penting sekali bank penyelenggara harus menyediakan informasi tertulis yang mudah dilihat di tempat usaha agen dan mudah dimengerti oleh nasabah atau calon nasabah,” tegas dia dalam diskusi, Setahun Laku Pandai Antara Harapan dan Kenyataan, di Jakarta, Selasa (22/3).
Bahkan, agen Laku Pandai juga harus bisa menjaga kerahasiaan dan keamanan data dan informasi nasabah. “Sehingga bank penyelenggara tidak sembarangan memberikan data pemilik rekening basic saving account (BSA) kepada pihak lain,” ujarnya.
Namun di tengah masih perlunya edukasi, OJK tetap menargetkan Laku Pandai dapat terus bertumbuh di 2016. Pada tahun lalu, sebanyak tujuh bank telah mengimplementasikan Laku Pandai yang telah memiliki saldo tabungan BSA sebesar Rp67,58 miliar dari 60.805 agen.
“Jumlah nasabahnya mencapai 1.216.952 nasabah,” ucap dia.
Untuk 2016, OJK menegaskan ada sebanyak 27 bank umum telah merencanakan untuk berpartisipasi dalam Laku Pandai dengan target 167.524 agen dan perkiraan tabungan berkarakteristik BSA mencapai Rp2,6 triliun.
“Kami berharap target tersebut bisa tercapai, supaya financial inclusion atau literasi keuangan dapat berjalan baik,” tegas dia.
Ia kembali melanjutkan, pada tahun ini sebanyak 11 bank BUKU III dan BUKU IV menargetkan bisa menghimpun tabungan BSA sebesar Rp2,29 triliun dengan jumlah agen sebanyak 165.038 pihak.
Sedangkan, sebanyak 16 bank BUKU I dan BUKU II menargetkan tabungan senilai Rp326,6 miliar dari 2.486 agen.
Namun sayangnya, kata dia, dari total 60.805 agen Laku Pandai itu masih banyak tersebar di pulau Jawa . “Mayoritas masih tersebar di pulau Jawa sebanyak 76,14 persen. Sumatera 12 persen, sisanya di luar kedua pulau itu,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan