Jakarta, Aktual.co — Tiongkok mengungkapkan kemarahannya, kepada Sekretaris Jenderal ASEAN, asal Vietnam, atas tanggapannya terkait sengketa Laut China Selatan, yang menolak pengakuan Tiongkok atas dasar sembilan garis putus-putus di peta.

Sekjen ASEAN Le Luong Minh, mantan diplomat Vietnam, mengatakan kepada “Manila Times” pada pekan lalu bahwa ASEAN menolak kebijakan Tiongkok menggunakan garis putus-putus untuk menegaskan kedaulatannya atas sejumlah pulau kecil dan karang di laut itu.

Penyatuan ekonomi ASEAN bisa terpengaruh oleh “setiap permusuhan”, yang bisa pecah, tambah dia.

Vietnam berulangkali mengeluhkan mengenai langkah agresif Tiongkok di kawasan perairan itu.

Jurubicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hong Lei mengatakan bahwa Tiongkok selalu mendukung integrasi ekonomi ASEAN, namun ASEAN tidak berada di satu pihak dalam sengketa Laut China Selatan.

“Le Luong Minh adalah Sekjen ASEAN, dan dalam isu Laut China Selatan seringkali membuat pernyataan sepihak yang tidak sesuai dengan fakta ataupun sesuai dengan posisinya,” kata Hong, dikutip dari Reuters, Kamis (12/3).

“Ini adalah penyimpangan serius dari posisi netral yang harus dimiliki ASEAN dan sekjennya, dan merusak citra ASEAN sebagai organisasi kawasan internasional,” tambah dia.

Sekjen ASEAN harus memastikan bahwa ASEAN tetap pada janjinya untuk netral dan tidak “menggunakan kantor publik untuk keuntungan pribadi”, kata Hong.

Belum jelas kenapa Tiongkok menunggu begitu lama untuk menanggapi pernyataan yang dipublikasikan Rabu pekan lalu.

Tiongkok mengklaim sekitar 90 persen kawasan Laut China Selatan, dan menegaskan klaimnya itu dengan membuat sembilan garis putus-putus di peta resminya, membentang hingga ke jantung maritim Asia Tenggara.

Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei dan Taiwan juga memiliki klaim di sebagian wilayah perairan yang memiliki potensi kekayaan energi dan menjadi lintasan utama pelayaran dunia.

Artikel ini ditulis oleh: