Tite kemudian ingat bahwa ia juga menangis setelah Brazil menang 3-0 di markas Ekuador pada kualifikasi Piala Dunia, pada pertandingan pertamanya melatih timnas dua tahun silam.
“Saya ingin berkata kepada seantero negara Brazil bahwa… Saya menangis,” tuturnya. “Ketika saya menghubungi istri saya, saya menangis dengan kegembiraan, dengan kepuasan, karena karakteristik saya adalah emosional. Saya menangis dengan perasaan bangga, sebab kami berada di bawah tekanan untuk memainkan pertandingan bagus.” Tite menambahi bahwa Brazil menolak untuk membiarkan depresi memasuki diri, ketika mereka menekan untuk mencari gol saat melawan Kosta Rika tanda kekuatan mental.
“Apa yang memelihara rencana permainan Anda? Itu adalah ketika Anda mencetak gol pada menit ke-91 dengan memainkan gaya yang dimainkan tim sejak awal permainan. Saya sangat gembira dengan cara kami bereaksi secara emosional pada babak kedua,” tuturnya.
Berharap dapat memimpin Brazil untuk meraih gelar dunia keenamnya, Tite berkata bahwa Neymar, yang sempat absen tiga bulan karena cedera sebelum Piala Dunia, memerlukan satu pertandingan lagi untuk dapat bugar sepenuhnya.
“Kami tidak membebankan tanggung jawab besar pada bahu Neymar untuk sukses atau kegagalan,” tuturnya. “Itu adalah (tanggung jawab) keseluruhan tim untuk menang atau kalah.”
(Wisnu)
Artikel ini ditulis oleh:
Antara