Jakarta, Aktual.com – Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya Siti Hediati Hariyadi atau dikenal dengan nama Titiek Soeharto mengaku tak habis pikir dengan penganiayaan yang dialami oleh aktivis Ratna Sarumpaet.
Terlebih, hal ini bukan yang pertama kali, lantaran pernah dirasakan oleh aktivis Neno Warisman, meskipun hanya berupa teror saja, pada beberapa waktu lalu.
Yang membuatnya geram adalah penganiayaan dan persekusi terhadap aktivis justru dilakukan dalam era demokrasi saat ini.
“Dulu di zaman Orde Baru, dibilang otoriter. Tapi apakah dengar ada aktivis wanita dianiaya. Coba dibandingkan siapa yang otoriter,” kata Titiek kepada awak media, Selasa (2/10).
Menurut Titiek, Ratna dan Neno adalah dua aktivis perempuan yang tengah bersuara keras terhadap pemerintahan. Khusus Ratna, ia telah dikenal kritis sejak puluhan tahun silam pada saat Orde Baru berkuasa.
Daya kritis tersebut terus ditunjukkan Ratna dalam setiap era, baik itu Soeharto, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono hingga Joko Widodo.
Namun, kata Titiek, baru di zaman pemerintahan sekarang Ratna disebut dianiaya.
“Ratna Sarumpaet ini kritis ke pemerintah zaman Pak Harto, tapi tak sampai digebukin,” jelas mantan istri Prabowo Subianto.
Ia pun mengutuk keras penganiayaan terhadap Ratna. Titiek menyebut hal ini sebagai tindakan biadab, lantaran menganiaya perempuan yang telah berusia 70 tahun.
“Mosok emak-emak, nenek-nenek, dianiaya. Itu kan perbuatan biadab, biadab banget ini,” kata Titiek.
Ratna Sarumpaet mengaku dianiaya sekelompok orang di Jawa Barat. Wakil Ketua Tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Nanik S Deyang, menyebut Ratna sempat berobat ke salah satu rumah sakit di Cimahi.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan