Dia mengatakan selain membuat mekanisme dalam sistem politik, juga diperlukan penguatan aturan-aturan hukum. Aturan-aturan hukum tersebut, lanjutnya, bukan untuk membatasi atau mengurangi demokrasi tapi mendorong tidak terlalu bebas karena kebebasan yang terlalu bebas cenderung menyimpang.

Untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan perdamaian dalam kemajemukan, penguatan instrumen pencegahan konflik perlu mendapat perhatian. Yang tidak kalah penting, katanya adalah penanaman nilai-nilai Pancasila pada masyarakat dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Doktrin Pancasila harus kita intensifikasi lagi bukan di-‘impose’, dipaksakan tapi didengungkan betul. Indonesia masih membutuhkan nilai-nilai Pancasila, nilai kebhinnekaan ini perlu terus disampaikan sejak dini.”

Tito mengingatkan akan Sumpah Pemuda dan Bhinneka Tunggal Ika yang dicetuskan karena masyarakat dan pemimpin bangsa Indonesia sejak dulu memahami bahwa Indonesia adalah bangsa yang beragam dan keberagaman itu dapat saja menimbulkan perpecahan jika tidak ada persatuan.

“Pemuda saat itu (munculnya Sumpah Pemuda) menampikkan semua perbedaan itu dan kemudian mendeklarasikan menjadi satu bangsa, Bangsa Indonesia.”

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Wisnu