Jakarta, Aktual.com – TNI Angkatan Laut menerima dua kapal tunda buatan dalam negeri dari industri galangan kapal. Kapal-kapal ini diberi nama TD Umsini dan TD Irau dan serah terimanya dilakukan dalam sebuah upacara di Galangan Noahtu Shipyard, Tanjung Priok, Jakarta, pada hari Senin.

Dua kapal tunda laut dangkal dengan kode TD tersebut diserahkan langsung kepada Wakil Kepala Staf TNI AL (Wakasal), Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono. Dia ditemani oleh Panglima Koarmada RI, Laksamana Madya TNI Herru Kusmanto, beberapa pejabat dari Mabes TNI AL, serta Panglima Koarmada III TNI AL, Laksamana Muda TNI Rachmad Jayadi.

Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono menyatakan, “Kami meresmikan dua kapal yang akan dioperasikan di Armada III. Kapal-kapal ini diberi nama TD Umsini dan TD Irau, mengambil nama dari gunung di Papua.” Ujaran ini diucapkan setelah upacara peresmian di Galangan Kapal Noahtu Shipyard, Tanjung Priok, Jakarta.

Laksamana Madya menjelaskan bahwa pembelian dua kapal tunda ini sejalan dengan tugas TNI Angkatan Laut dalam mengelola Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT), termasuk kapal perang (KRI), pesawat terbang, pasukan marinir, dan pangkalan. Kapal-kapal tunda ini memiliki peran penting dalam membantu kapal-kapal bersandar, memastikan kelancaran lalu lintas pelayaran dan proses sandar di pangkalan.

“Dalam kebutuhan pangkalan ini, diperlukan alat atau mesin untuk membantu kapal-kapal bersandar. Karena ukuran kapal semakin besar, di daerah yang rawan angin dan lainnya, diperlukan kapal tunda atau harbour tug untuk memastikan proses bersandar berjalan lancar,” ungkap Wakil Kepala Staf TNI AL.

Setelah serah terima, TD Umsini dan TD Irau akan ditempatkan di Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) XIV di Sorong, Papua Barat. Lantamal XIV berada di bawah komando Armada III TNI AL.

Laksamana Ahmadi menjelaskan bahwa pembuatan dua kapal ini dimulai pada November 2022 dan selesai pada Agustus 2023. Dalam waktu 9 bulan, Noahtu Shipyard berhasil menyelesaikan pembuatan dua kapal tunda ini sesuai dengan kontrak yang ditandatangani oleh perusahaan dan TNI AL.

Dalam kesempatan yang sama, dia mengingatkan kepada awak kapal dan juga Pangkoarmada III untuk merawat TD Umsini dan TD Irau dengan baik agar kapal-kapal ini dapat dimanfaatkan secara optimal. Karena biaya pembuatan kapal ini berasal dari APBN dan cukup besar, yaitu sekitar Rp167 miliar.

“Dalam penggunaannya yang menggunakan dana dari masyarakat, tentu memiliki nilai yang tinggi. Saya mengingatkan kepada awak kapal, termasuk Panglima Koarmada III RI, untuk menjaga dua kapal ini dengan baik agar bermanfaat bagi TNI AL dan juga membantu masyarakat setempat,” kata Wakil Kepala Staf TNI AL.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Sandi Setyawan