Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto saat membuka Pertemuan nasional I Legislatif dan Eksekutif Partai Golkar seluruh Indonesia di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (26/9). Penyelenggaraan pertemuan nasional legislatif dan eksekutif seluruh Indonesia ini merupakan kali pertama yang dilaksanakan DPP Partai Golkar. Eksekutif dan legislatif merupakan dua pilar utama Partai Golkar dalam memperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat. Aktual/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Tokoh Muda Partai Golkar mendesak DPP Partai Golkar untuk menarik dukungannya terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

Hal itu dikatakan, kader Golkar Ahmad Doli Kurnia, paska keluarnya fatwa MUI yang menyatakan Ahok telah menghina Al-Quran dan Ulama. Menurut Doli, Ahok memiliki cacat moral.

“Saya sebagai kader Golkar ‘Sekali Lagi’ meminta dengan hormat dan kesadaran penuh DPP Partai Golkar untuk mencabut dukungannya kepada saudara Ahok pada Pilgub DKI,” ujar Doli di Jakarta, Rabu (12/10).

Doli menilai, tidak ada manfaat mengusung calon petahana tersebut. Menurut dia, mendukung Ahok justru merugikan partai berlambang pohon beringin itu lantaran asal dalam berbicara.

“Apa untungnya kita melindungi orang yang terang-terang sudah melakukan penistaan agama dan menjadi sorotan serta amarah publik,” cetusnya.

Doli mengatakan, apa yang telah dilakukan Ahok sudah bertentangan dengan nilai-nilai, visi dan misi, paradigma, serta doktrin yang selama ini dikembangkan dalam tubuh partai.

Selain itu, kata Doli, sudah saatnya Dewan Pembina dan Dewan Kehormatan segera mengadakan rapat, membuat sikap, dan memberikan saran serta pertimbangan kepada DPP terkait penarikan dukungan kepada Ahok.

“Jadi ini momentum Dewan Kehormatan menunjukkan eksistensinya. Apalagi Dewan ini diketuai oleh Pak BJ Habibie, yang adalah tokoh, sesepuh partai, yang juga adalah pendiri ICMI. Ada juga di situ pak Akbar Tandjung, yang pernah menjadi Ketua Umum,” pungkas Doli.

“Dewan Pembina juga penting memberikan pertimbangan politis makro strategis kepada DPP, terkait dampak negatif bila Golkar tetap mendukung Ahok,” tambahnya.(Nailin In Saroh)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid