Bandung, Aktual.com — Sepakbola harus tetap dipertahankan sebagai alat perjuangan rakyat Indonesia, mempererat persatuan dan kesatuan sekaligus alat diplomasi ke dunia internasional.
“Awal berdirinya PSSI jauh sebelum Kemerdekaan RI itu tujuannya sebagai alat perjuangan, menyatukan bahasa sepak bola untuk persatuan dan kesatuan. Semangat ini harus dipertahankan untuk menuju masa depan yang lebih baik,” kata tokoh olahraga nasional Agum Gumelar di Bandung, Kamis (6/8).
Menurut Agum, “bahasa” sepak bola telah membuktikan sebagai alat pemersatu. Meski berbeda kostum dan gaya permainan tim dari Sabang sampai Merauke, namun memiliki satu tujuan yang dimengerti semua stakeholder.
Agum menjelaskan, betapa kelahiran organisasi sepak bola nasional, PSSI pada masa penjajahan Belanda sempat ditakuti oleh Belanda menjadi sebuah organisasi pergerakan.
“Bayangkan pada saat itu seorang insinyur kita yang jebolan Eropa, Ir Soeratin memilih pulang ke negerinya dan mengagas kelahiran PSSI. Semangat itu harus selalu ada di dada masyarakat Indonesia, khususnya insan olahraga,” kata Agum yang mantan Ketua Umum KONI dan PSSI tersebut.
Menurut dia, rakyat harus menjunjung tinggi sportifitas dan fair play dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan kedua nilai itu, maka dipastikan akan sinergi dengan norma-norma dan nilai yang ada di Indonesia.
“Dengan semangat sportivitas dan fair play, maka toleransi dan saling menghormati akan tumbuh dan itu menjadi penyubur kesatuan dan persatuan bangsa,” katanya.
Olahraga menurut Agum merupakan alat perjuangan yang universal, bisa menembus sekat dan menjadi alat diplomasi yang sangat ampuh.
“Dengan sportifitas semuanya bisa diselesaikan dan memunculkan saling pengertian, serta mengembangkan jiwa besar demi bangsa dan negara,” katanya.
Untuk itu, ia mendorong agar permasalahan yang menimpa PSSI segera bisa dituntaskan dan segera terbebas dari sanksi FIFA.
“Saya sebagai insan olahraga jelas sangat prihatin dengan kondisi yang menimpa sepak bola nasional. Dan kami berharap ada kebesaran jiwa dari pihak terkait untuk menyelamatkan semangat perjuangan sepak bola ini,” kata Agum Gumelar menambahkan.
Artikel ini ditulis oleh: