Di sisi lain, Baharuddin berharap masyarakat di Papua dan Papua Barat bisa menahan diri karena kasus tersebut sambil berharap ungkapan bernada rasial itu hanya kejadian yang sesaat.
“Kami berharap kepada saudara-saudara kami di Papua dan Papua Barat menahan diri dan juga kami berharap ungkapan-ungkapan itu bukanlah datang dari hati, tapi kondisional. Sehingga jangan sampai berlarut-larut tentang ini,” ucap dia.
Lebih lanjut, Baharuddin mengungkapkan kekhawatiran terganggunya pembangunan infrastruktur dan pembangunan lainnya di Papua akibat rentetan kejadian ini.
Terlebih, tambah Baharuddin Papua juga harus mempersiapkan hajat besar Pekan Olahraga Nasional (PON) dimana juga harus memberikan cerminan nasionalisme dan kehangatan berbangsa dan bernegara kepada seluruh atlet-atlet nasional yang akan datang ke Papua, khususnya dalam penyelenggaraan PON.
“Hal-hal seperti ini akan menghambat proses pembangunan selanjutnya di Provinsi Papua. Ada kerinduan yang dibawa pada presiden untuk terus membangun infrastruktur dan pembangunan di Papua. Terlebih akan PON,” katanya.
“Jika ini tidak disadarkan, dengan persatuan dan kesatuan maka kami khawatir penyelenggaraan PON sebagai ajang persatuan bangsa dan nasionalisme kita, bisa dalam keadaan terancam. Karenanya, marilah terus bergandengan tangan untuk satu tujuan, merah putih,” tambah Baharuddin .
Artikel ini ditulis oleh: