Jakarta, Aktual.com – Sopir angkutan umum darat se-Jabodetabek, berencana menggelar aksi mogok massal pada Jumat (4/3) mendatang. Aksi ini sebagai penolakan terhadap angkutan umum beraplikasi yang marak saat ini.

Ketua Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD), Cecep Handoko mengatakan, rencana tersebut akan diikuti oleh 1.000 sopir angkutan umum darat.

“Meminta kepada pemerintah daerah (DKI Jakarta) dan pemerintah pusat untuk segera melakukan tindakan kepada angkutan aplikasi berplat hitam yang merugikan pendapatan para sopir angkutan darat,” kata Cecep ketika mengunjungi Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (29/2), untuk meminta izin menggelar aksi tersebut.

Kerugian yang diderita sopir angkutan umum darat ini, jelas Cecep, karena angkutan berbasis online itu, mematok harga lebih rendah dari angkutan berplat kuning.

“Tarif yang diberlakukan oleh angkutan aplikasi tersebut, terbilang jauh lebih murah dibandingkan dengan angkutan darat berplat kuning yang membuat sopir angkutan berplat kuning kehilangan pendapatan,” tegasnya.

Selain merugikan sopir, tambah Cecep, angkutan beraplikasi plat hitam itu juga telah melanggar undang-undang.

“Melanggar peraturan perundang-undangan No 22 Tahun 2009, yang mengatur tentang transportasi,” katanya menegaskan.

Aksi ini, kata Cecep, akan dilakukan di tiga lokasi, yakni Balai Kota Jakarta, Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Istana Negara.

“Kami berharap Pak Presiden Jokowi (Joko Widodo) harus hadir, entah membuat dalam bentuk perpres (Peraturan Presiden) atau inpres (Instruksi Presiden) sebagai upaya meredam persaingan yang tidak sehat antara kami pengemudi berplat kuning, dengan angkutan berplat hitam secara aplikasi online, yang kami anggap angkutan ilegal,” ucapnya.

Dalam aksi tersebut, ungkap Cecep, akan diikuti oleh sopir angkutan umum darat seperti, sopir taksi, sopir angkot dan sopir bajaj.

“Dengan aksi mogok para sopir angkutan umum darat se-Jabodetabek ini, kami berharap agar masyarakat dapat memahami dan mengerti maksud dari tuntutan kami jika terjadi kemacetan dan terdapat masyarakat yang kesulitan mendapatkan angkutan darat saat kami melakukan aksi mogok,” katanya.

Seperti diketahui, di wilayah Ibu Kota, sudah banyak angkutan umum dengan berbasis online, mulai dari ojek online, hingga taksi online.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara