Puluhan warga yang tergabung dalam Paguyuban Ujungnegoro, Karanggeneng, Ponowareng, Wonokerso dan Roban (UKPWR) Batang bersama aktivis Greenpeace menggelar aksi unjuk rasa di seberang Istana Merdeka, Jakarta, Senin (5/10/2015). Mereka meminta Presiden Joko Widodo membatalkan pembangunan PLTU di Kabupaten Batang, Jawa Tengah karena dinilai akan menghancurkan kawasan konservasi laut, lahan pertanian serta mencemarkan perairan laut yang akan mengancam kehidupan masyarakat setempat.

Jakarta, Aktual.com – Sejumlah aktifis Greenpeace bersama paguyuban Ujungnegoro, mendirikan patung ogoh-ogoh raksasa di depan Istana Presiden, Jakarta Pusat, Senin (5/10).

Patung yang terbuat dari bambu dan dibungkus kain hitam ini disebut sebagai simbol ketakutan warga desa di sekitar lokasi PLTU Batang, yang terus menerus dihantui perusahaan konsorsium pembangunan PLTU Batang.

“Ya itu menghantui warga, kita sebut ogoh, Gendoruwo, perusahaan konsorsium dari jepang terus melakukan intimidasi mulai dari kekerasan sampai pemaksaan penjualan lahan,” kata Dinar salah satu aktifis dari Greenpeace kepada aktual.com, Senin (5/10).

Dikatakan Dinar selain mendirikan patung, 34 warga yang mengikuti aksi siang hari ini bersama Greenpeace akan terus melakukan aksi bisu dan berjemur didepan Istana Negara sampai datangnya itikad baik dari penghuni Istana untuk berdialog.

“Sambil nunggu keputusan dari teman-teman kita yang menggugat ke PTUN Semarang, kita akan terus di sini berjemur dan berdoa. Kawan kita disemarang lagi sidang,” ungkannya

Dari pantauan aktual.com, patung ogoh-ogoh raksasa ini juga ditancapkan empat nama perusahaan konsorsium yang dinsyalir melakukan intimidasi kepada warga setempat. Ke emaat perusahaan itu adalah PT. Adaro, PT. Powel, PT. JBIC dan PT. ITOCHU.

Artikel ini ditulis oleh: