Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi VII DPR RI, Kurtubi merasa aneh dan janggal bila ISC-Pertamina tidak bersedia menerima hasil tambahan lifting oleh operator di Blok Cepu. Hal ini menjadi tidak wajar karena selama ini Pertamina mengaku kekurangan produksi dalam negeri hingga melakukan impor dan bahkan ekspansi usaha ke luar negeri untuk mencukupi kebutuhan konsumsi nasional.

Menurutnya, jika benar adanya penolakan dari ISC-Pertamina atas tambahan lifting tersebut, maka komisi VII akan memanggil ISC untuk diminta keterangan.

“Kalau sampai benar informasi ISC-Pertamina tidak mau, berarti kita akan panggil di RDP. Apa alasannya, bisa saja Exxon menjual keluar akhirnya. Sayang kalau tidak dimanfaatkan untuk domestik. Kalau ISC tidak mau apakah sudah banyak? padahal minyak banyak yang impor,” kata Kurtubi kepada Aktual.com, Senin (19/9).

Sebelumnya Komisi VII DPR telah melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) yang merupakan operator Blok tersebut, dari rapat itu diketahui bahwa pihak DPR menyetujui usulan Exxon untuk melakukan tambahan lifting dari 165 ribu BOPD menjadi sekitar 200 ribu BOPD.

Namun disisi lain terungkap bahwa Kepala Satuan Kerja Khsusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amin Sunaryadi kurang setuju dengan kesepakatan dari DPR.

“Ini ada langkah positif dari KKKS, namun herannya Kepala SKK Migasnya yang tidak setuju kalau Exxon ingin meningkatkan lifting lebih tinggi. Kalau komisi VII DPR kompak setuju atas usulan Exxon, karena ada dampak ekonomi dan tambahan pendapatan negara. Kita sedang butuh uang negara ini, butuh pemasukannya yang lebih besar. Alasan Kepala SKK Migas tidak jelas,” tandasnya.

Untuk diketahui porsi saham operator blok Cepu ” Exxon Mobil Cepu Limited 45 % dan Pertamina EP Cepu 45 % serta konsorsium Perusahaan Daerah menguasai saham 10%, adapun konsorsium yang dimaksud yaitu PT Sarana Patra Hulu (Jateng) PT Asri Darma Sejahtera (kab Bojonegoro) PT Blora Patragas Hulu (Kab Blora) dan PT Petro Gas Jatim Utama (Jawa Timur).

(Laporan: Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Eka