Banda Aceh, Aktual.com — “Hari Valentine Bukan Budaya Kita”, “Say No to Valentine’s Day”, Valentine’s Day Merusak Moral Bangsa”, “Say No to Valentine, Say Yes to Palestine”, “Kami Muslim tidak Merayakan Hari Valentine”.
Begitu sejumlah kalimat plus hastag #valentinebukanuntukkami yang tertulis pada poster yang dibawa oleh ribuan pelajar SMA/sederajat di Kota Banda Aceh dalam aksi unjuk rasa menolak perayaan Valentine’s Day, Sabtu (13/2) sore.
Sekira 10.200 pelajar ikut turun ke jalan dalam aksi damai tersebut. Mereka tersebar di empat titik lokasi di pusat Kota, Banda Aceh yakni di Simpang Lima, Simpang Surabaya, Simpang Mesra, dan Simpang Jam Taman Sari.
Pantauan di bundaran Simpang Lima, para orator menyampaikan orasinya secara bergantian dari atas mobil bak terbuka. Pekikan takbir pun saling bersahutan. Sebagian dari peserta aksi ikut membagikan selebaran kepada pengguna jalan.
Di sana, Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal turut berorasi di hadapan massa. “Valentine,” seru Illiza melalui pelantang suara yang dijawab “bukan untuk kami,” oleh ribuan pelajar yang hadir.
“Jangan karena sebatang Coklat, sebuah Boneka, dan setangkai Bunga, lantas bisa merusak akidah kita. Menjadi kewajiban kita bersama untuk menjaga akidah sebagai seorang muslim,” ujar Illiza.
Ia menjelaskan, Forkompinda Banda Aceh mengeluarkan seruan bersama terkait larangan perayaan Hari Valentine karena hari tersebut bukanlah budaya Islam.
“Ditilik dari sejarahnya, Hari Valentine memang tidak patut diperingati oleh umat Islam,” kata Illiza.
Dari Simpang Lima, Illiza yang didampingi oleh Kadisdikpora Syaridin dan sejumlah Kepala SKPK bergerak ke Simpang Surabaya dan Simpang Mesra untuk meninjau langsung aksi unjuk rasa yang digelar oleh para pelajar tersebut.
Kehadiran orang nomor satu di Banda Aceh ini di tengah-tengah aksi unjuk rasa, menjadi penyemangat tersendiri bagi para pelajar untuk terus menyuarakan “Kota Madani tidak Merayakan Valentine’s Day” kepada dunia.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan