Surabaya, Aktual.com — Untuk mengantisipasi agar tragedi Tolikara tidak terjadi atau terulang kembali, Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, menggelar ‘Halalbihalal’ dan makan ketupat bersama.

Menariknya, acara tersebut sengaja digelar bersama Mahasiswa non muslim dari Universitas lain, diantaranya, Mahasiswa Kristen asal Vietnam dan Larantuka, asal Flores Timur.

Keakraban pun terlihat sejak mereka merajut janur bersama untuk membuat ketupat. Bahkan, sampai ketupat dihidangkan dan disantap bersama-sama, ada nuansa kebersamaan yang indah.

“Saya senang sekali di sini. Biar kita beda negara, beda agama, tapi kita bisa saling berbagi di acara makan ketupat.” ujar Mahasiswi asal Vietnam, Ming Te, dengan logat yang terbata-bata, kepada Aktual.com, Senin (27/7).

Bahkan, dalam acara tersebut, Ming Te, juga mendapatkan ilmu bagaimana cara membuat ketupat.

Hal senada juga diungkapkan oleh Frase, Mahasiswi Kristen asal Flores. Dalam kesempatan tersebut, dia mengatakan, bahwa kegiatan itu menunjukkan kebersamaan yang harmonis antara Kristen dengan Islam.

“Mereka menghormati dengan mengajak makan bersama. Dan saya juga menghormati dengan memenuhi undangan di sini. Jadi intinya, jika kita saling menghormati, akan indah jadinya,” terangnya.

Sementara itu, dari perwakilan Universitas Muhamadiyah Surabaya, Edi Syahbudin, menerangkan, bahwa tujuan dari kegiatan ini memang bukanlah makan ketupat. Namun, kebersamaan dari banyak perbedaan (toleransi) yang ingin ditunjukkan.

“Dengan kegiatan ini kita berharap agar kejadian di Tolikara tidak terjadi lagi,” katanya lagi menutup pembicaraan.

Artikel ini ditulis oleh: