Jakarta, Aktual.com – Usai Pilpres 2019, momen yang tepat bagi sektor ekonomi dan keuangan untuk memercepat pertumbuhan bisnisnya. Hal tersebut sangat penting mengingat sebagian pelaku industri masih mengambil sikap wait and see terkait Pilpres 2019.
“Pelaku bisnis akan segera mengintensifkan langkah lagi. Dalam hal ini, pergerakan intensif pelaku bisnis sudah tentu akan menaikkan pertumbuhan ekonomi dan sektor keuangan,” kata Suryo Danisworo, Ketua Dewan Juri Top Bank, Insurance, and Multifinance 2019 di Jakarta, Rabu (28/8).
Menurutnya, stabilitas perekonomian dan sistem keuangan nasional ini, akan dapat tercapai jika industri keuangan, terutama perbankan, asuransi, dan multifinance, memiliki kinerja yang sehat dan layanan yang baik, serta mampu mengantisipasi tantangan bisnis pasca-Pilpres 2019, yang bersumber dari internal atau juga global.
Suryo yang mantan bankir ini menyatakan, penghargaan Top Bank Insurance and Multifinance 2019 bisa menjadi satu cara untuk turut memperkuat kinerja industri keuangan dan mendukung terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian.
Dengan acara puncak di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Sejumlah nama besar perusahaan keuangan (bank, asuransi, dan pembiayaan) muncul sebagai pemenang di tahun ini. Kegiatan ini menjadi satu rangkaian kegiatan Top Finance 2019.
Suryo menjelaskan, visi Indonesia Maju yang dicanangkan Presiden Jokowi dapat tercapai jika tercipta stabilitas sistem keuangan nasional.
“Sistem Keuangan Indonesia dapat terwujud jika perbankan, asuransi dan multifinance memiliki kinerja yang sehat dan mampu memberikan layanan yang baik,” ujar Suryo.
Dengan stabilitas keuangan yang stabil, serta kinerja dan layanan perbankan, asuransi, multifinance yang baik, akan mendorong bergeraknya sektor riil, terutama sektor produksi dan konsumsi, serta akan menarik investasi ke Indonesia.
Dalam sambutannya sebagai keynote speaker, Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti menjelaskan, bagi seluruh pelaku sektor keuangan, tahun 2019 ini atau tahun depan, penuh tantangan. “Hal ini terkait perlambatan ekonomi global,” kata dia.
Destry mengatakan, terkait perlambatan ekonomi global, sebenarnya Indonesia pun bisa mendapatkan peluang dari hal tersebut. Belum lama ini, tingkat suku bunga acuan BI 7 Day Repo Rate, kembali diturunkan
Dia menyebut, BI selalu meneruskan implementasi bauran kebijakan makro prudensial, dan lain-lain. “Hal ini bisa memercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sehingga, sektor keuangan bisa lebih baik lagi,” ujar Destry.
Mantan ekonom Bank Mandiri ini menegaskan, penurunan BI 7 Day Repo Rate tersebut juga karena potensi dan momentum untuk pertumbuhan ekonomi domestik, masih bagus. Diharapkan, perlambatan ekonomi global tidak mengganggu ekonomi domestik. Dan langkah ini menjadi satu cara untuk mendorong ekonomi domestik.
“Industri keuangan Indonesia harus menjaga momentum ini. Karena tidak banyak negara di dunia saat ini, yang bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 5%-an seperti Indonesia,” lanjutnya.
Ketua Penyelanggara Top Bank, Insurance, and Multifinance 2019, M. Lutfi Handayani, sekaligus Pemred Majalah TopBusiness -penyelenggara Top Finance 2019 ini-
mengatakan proses penilaian yang dilakukan dewan juri menunjukkan adanya performa bagus di beberapa perusahaan keuangan. Penilaian tersebut menyertakan sejumlah nama kalangan ahli atau pun lembaga lain.
Beberapa temuan menarik, terkait kegiatan ini di antaranya adalah upaya industri keuangan yang terus melakukan inovasi layanan berbasis digital. Namun dia menilai hal ini masih perlu dukungan regulasi keuangan digital yang lebih memadai serta kesiapan masyarakat yang perlu dibangun.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin