????????????????????????????????????

Padang, Aktual.com — Beberapa waktu lalu, warga Sumatera Barat (Sumbar) ‘dihebohkan’ dengan fenomena angin puting beliung yang mirip Tornado di kawasan Danau Bawah, Alahan Panjang.

Namun, setelah diselidiki lebih lanjut dan dikonfirmasi kepada pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ketaping membantah, bahwa fenomena tersebut merupakan Tornado, melainkan ‘Waterspot’.

Kasi Observasi dan Informasi BMKG Ketaping, Budi Samiaji menerangkan, fenomena tersebut merupakan ‘Waterspot’ atau puting beliung yang terjadi di dalam air.

“Tidak benar Tornado, daerah Sumbar tidak beriklim dan tidak ada potensi Tornado. Itu puting beliung yang terjadi di air karena mungkin tingginya penguapan di kawasan tersebut yang menyebabkan ‘Waterspot’,” katanya kepada Aktual.com, di kota Padang, pada Kamis (23/7).

Selain itu, ‘Waterspot’ sendiri berkecepatan jauh lebih kecil dibandingkan Tornado.

“Kalau ‘Waterspot’ kecepatannya hanya 70 sampai 80 Kilometer per-jam, kalau Tornado bisa 200-an,” jelasnya.

Menurut Budi, sebenarnya ‘Waterspot’ dengan puting beliung hampir sama, hanya berbeda tempat atau lokasinya.

“Kalau di air disebut ‘Waterspot’ sedangkan kalau di darat disebut puting beliung,” terangnya menambahkan.

Sementara itu, potensi kerusakan atas ‘Waterspot’, kata ia, kemungkinan kecil terjadi. Pasalnya, ‘Waterspot’ terjadi di air dan jangkauannya hanya tiga kilometer.

“Dampaknya sama dengan puting beliung, bisa merebah pohon, atap rumah, tapi kalau Waterspot kan di air, jadi jauh kemungkinannya,” katanya lagi.

Untuk diketahui, beberapa waktu lalu, masyarakat dihebohkan dengan fenomena ‘Waterspot’ yang dikira angin Tornado. Bahkan, videonya hingga diunggah pada situs sosial video, YouTube.

Artikel ini ditulis oleh: