Jakarta, Aktual.com — Vice President of Human Resources General Service and communication TOTAL Arividya Noviyanto mengungkapkan bahwasanya potensi ekspolitasi Blok Mahakam tidak terlalu potensial lagi.

Oleh karena itu pihaknya telah memutuskan tidak memperpanjang masa kontrak eksploitasi dan akan berakhir 31 Desember 2017. saat ini TOTAL sedang mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk proses transfer Lapangan gas yang terletak di Kalimantan Timur itu kepada PT Pertamina.

“Potensi eksploitasi itu mature, area yang sudah dikembangkan dengan cukup matang sehingga saat ini dengan teknologi yang ada potensi eksploitasinya sangat kecil,” kata Noviyanto di Jakarta, Senin (25/4)

Lebih lanjut dia mengaku proses transfer sendiri dilakukan dengan tidak mudah dan memakan waktu yang lama.

“Saat ini kita sedang menyelesaikan transfernya, ini proses yang panjang. Karena mahakam ini ekplorasinya ruwet rumit, jadi transfernya tidak sederhana,” tuturnya.

Dalam pemaparannya, transfer yang dimaksud meliputi sumber daya manusia, data-data layanan, manajemen perusahaan, alat-alat termasuk software.

“Mencakup human resources, Pertamina dan Total sudah sepakat semua karyawan yang ada di mahakam saat ini akan pindah ke manajemen baru nantinya. Data-data bersifat layanan itu akan kita diskusikan planing ke depannya seperti apa, manajemen, alat-alat, termasuk softwer itu kita akan transfer,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahu PT Pertamina telah membentuk tim untuk melakukan proses transfer lapangan gas tersebut, hal itu disampaikan oleh Direktur Utama PT Pertamina, Dwi Soetjipto dalam Rapat Kerja antara Komisi VII DPR dengan Kementerian ESDM.

Dwi mengemukakan bahwa dirinya telah membentuk beberapa tim yang bertujuan untuk menyiapkan proses transisi usaha tersebut.

“Saat ini ada beberapa tim yang telah kita bentuk,” katanya di ruang Komisi VII DPR, Senayan Jakarta, Selasa (12/4).

Dia melanjutkan, tim pertama yakni bernama tim pengelolaan persiapan mahakam (TPPM) yang terdiri dari komposisi Pertamina, SKK Migas, dan dari Total E&F, tim ini sendiri diketuai oleh Boyke Pardede.

“Ketua timnya pak Boyke Pardede, dia sebelumnya GM di UMO, dulu pernah di Total juga, jadi dia memang mengenali dan paham soal Mahakam,” tutur Dwi.

Kemudian tim selanjutnya bernama tim over side comity bertujuan melakukan pengawasan terhadap kinerja TPPM dalam menyiapkan segala sesuatu proses transisi. Sedangkan di Internal Pertamina sendiri, Dwi mengaku juga telah membentuk tim.

Pada saat yang bersamaan, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas), I Gusti Nyoman Wiratmadja melengkapi leterangan Dwi sebelumnya bahwa ketua tim over side comity adalah Dir Hulu Dirjen Migas, Joko

“Pemerintah menetapkan tim over side comity yang berisi orang orang senior dan berpengalaman, ketuanya pak Joko, anggotanya ada pak Suharmoko ada pak Muin yang sangat berpengalaman pengsiunan dari SKK, dan pak Anang Bahtiar yang merupakan Ketua Komisi Eksplorasi Nasional,” pungkas Wirat.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Eka