Jakarta, Aktual.com — Korban atas serangan udara Rusia di provinsi Idlib Suriah terus bertambah saat ini telah telah mencapai 100 orang tewas. Sementara itu, beberapa korban yang terluka dan kritis atas serangan pada hari sabtu (9/1) lalu, juga telah meninggal, demiian kata kelompok relawan penyelamat.
“Setelah 32 jam operasi penyelamatan kami, korban yang terluka kritis pun meninggal. Saat ini total korban tewas atas serangan udara itu telah meningkat menjadi 96 jiwa,” kata Pertahanan Sipil Rusia dalam siaran pers-nya, Minggu (10/1) waktu setempat.
Serangan di Idlib menargetkan pengadilan dan penjara, di Al Nusa, kota yang dikuasai oleh pemberontak dari Maarat Al-Numaan, kata Anas maarawi, seorang aktivis media dari Idlib mengatakan kepada Al Jazeera.
Observatorium Suriah yang berbasis di Inggris untuk Hak Asasi Manusia (HAM) menyebutkan, bahwa korban tewas menjadi 81 jiwa.
Sedangkan, di pinggiran kota Damaskus di Douma, serangan udara Rusia menewaskan sedikitnya delapan orang pada hari Minggu (10/1) kemarin. Observatorium Suriah mengatakan bahwa korban tewas pasti aka meningkat. seperi yang dikutip dari Aljazeera.
Saat ini provinsi Idlib sebagan besar dikendaliakan oleh koalisasi Fatah Army yang mencakup Al-Nusra, Jund al-Aqsa, Jaish al-Sunna, Liwa al-Haqq, Ajnad al-Sham, dan beberapa fraksi lainnya.
Konflik yang dimulai dengan protes di bulan maret 2011 dan berubah menjadi perang saudara, serta menyusulnya tindakan keras militer yang brutal sampai saat ini telah menewaskan lebih dari 250.000 jiwa.
Blok oposisi utama Koalisasi Nasional Suriah, mengatakan, dalam sebuah laporan yang dirilis pada Sabtu (9/1) lalu, di mana mereka telah mendata kematian warga sipil mencapai 1730 jiwa atas serangan udara yang diluncurkan rusia sejak September 2015.
Setidaknya di antara mereka 135 anak yang tewas dan 29 rumah sakit hancur dalam serangan.
Dalam sebuah pernyataan yang di kutip dari laman Aljazeera, koalisasi meminta Dewan Keamanan PBB untuk memikul terus tanggung jawab atas pelanggaran Rusia.
Pernyataan itu juga mengatakan bahwa “klam Rusia memerangi terorisme adalah sebuah dalih untuk membenarkan aresi terhadap Suriah, yang sudah jelas terlihat dari hari pertama angkatan udara melakukan pembantaian terhadap warga sipil”.
“Hampir 94 persen dari 12.000 sorti angkatan udara Rusia sejauh ini telah di terbangkan ke suriah dan menargetkan warga sipil dan tentara bebas Suriah.
Sementara itu setelah adanya laporan dari Amnesty International akan tindakan yang dilakukan Rusia, pada Desember 2015 kementerian pertahanan Rusia membantah yang menargetkan warga sipil dalam serangan udara.
Rusia mengatakan target adalah Kelompok Negara Irak dan Levant (ISIL) dan kelompok teroris lainnya, dan menambahkan bahwa itu adalah laporan atas serangan terhadap warga sipil tidak benar.
Tambahnya kepada wartawan, dan juru bicara kementerian Igor Konashenkov pun mengatakan itu adalah laporan yang berisi “klise basi” dan “informasi palsu”. (Reporter Aktual.com: Refly Mulyadi).
Artikel ini ditulis oleh: